Jumat, 14 November 2008

Ulah "Para Penipu Berdasi" di Senayan

Tidak pernah mau mengerti dan peduli dengan keadaan yang ada dalam masyarakat, itulah yang patut dilekatkan kepada orang-orang yang saban hari memakai dasi di senayan sana.

Bayangkan ketika bangsa ini terus saja mengalami kemunduran kesejahteraan, mereka malah dengan dalih pasal dalam UU atau apapun mereka pakai dalih untuk memugar "gedung penipu" DPR untuk anggota DPR baru nanti.

Berikut petikan berita yang baru saja dimuat oleh rekan pers dari Tempo.

"Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat berencana merenovasi ruang kerja anggota DPR di Nusantara I. Biaya renovasi ruang kerja anggota Dewan tertuang dalam surat edaran Sekretariat Jenderal DPR nomor KS.02/8045/DPRRI/2008 tertanggal 5 November. Biaya renovasi ruang kerja anggota Dewan Rp 26,26 miliar.

Ruangan anggota Dewan rencananya akan disekat untuk sekretaris pribadi dan staf ahli. Dana ini termasuk untuk penggantian keramik toilet dan pembuatan partisi. "Sudah mulai dibongkar dari Senin lalu," kata Wakil Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Lukman Hakiem ketika dihubungi kemarin. "Fraksi kami menolak renovasi ini."

Partai Persatuan Pembangunan akan mengirimkan surat keberatan kepada sekretaris jenderal. Menurut Lukman, renovasi ruang kerja anggota Dewan mendadak dan tanpa berkonsultasi dengan anggota Dewan. Ia menganggap renovasi belum diperlukan karena akan membuat citra parlemen semakin terpuruk. "Urgensinya apa?" kata Lukman.

Sekretariat Jenderal juga menganggarkan pembuatan sepuluh ruang kerja dan furnitur anggota Dewan baru dengan biaya Rp 7,2 miliar. Penambahan ruang kerja diperlukan untuk menampung sepuluh anggota baru pada periode mendatang. Undang-undang menyatakan jumlah anggota Dewan bertambah sepuluh dari 550 kursi. "Totalnya Rp 33 miliar," kata Lukman.

Surat Partai Persatuan Pembangunan, kata Lukman, berisi permintaan agar Sekretariat Jenderal menunda renovasi hingga anggota Dewan selesai reses. Sekretariat dan Badan Urusan Rumah Tangga DPR akan diminta menjelaskan rencana ini.

Renovasi dinilai merugikan anggota Dewan karena dianggap tak peka terhadap kesulitan masyarakat. "Kalau mau direnovasi, harus sekalian dibuat grand design-nya," kata Lukman.

DPR sebelumnya telah meminta Sekretariat Jenderal dan Badan Urusan Rumah Tangga memprioritaskan renovasi Ruang Rapat Paripurna. Ruangan di gedung utama ini dinilai sudah tak layak. "Mirip ruang teater," kata Lukman. DPR akan membuat grand desain atau cetak biru gedung MPR/DPR. Hal ini untuk menyesuaikan perkembangan di Dewan yang akan menambah dua staf ahli.

Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal menyesalkan renovasi ruangan Dewan ini. "Waktunya tidak tepat," kata Mustafa. Kondisi ruangan Dewan dinilai sudah mencukupi termasuk untuk staf ahli. "Belum perlu renovasi."

Dia menyarankan renovasi dilakukan setelah pergantian anggota Dewan. Justru, kata dia, Dewan harus memprioritaskan perbaikan fasilitas ruangan. “Seperti AC dan peralatan ruangan,” katanya."

Kamis, 13 November 2008

Kunjungan Prodi Jawa 2008 ke Klaten

Prodi Jawa 2008, Universitas Indonesia tanggal 21-23 November 2008 akan mendapat undangan kebesaran dari Pemerintah Kabupaten Klaten, DI Yogyakarta untuk menonton pagelaran wayang kulit semalam suntuk di Pendopo Dalem Pemerintahan Kabupaten Klaten, dengan dalam Ki Suyoko dengan judul "Pandawa Syukur".

Tunggu kehadiran aksi "Jaket Kuning" berikutnya ....