Sabtu, 23 Mei 2009

DPT Mahasiswa UI untuk Pilpres Mendatang

Dibawah ini adalah DPT mahasiswa UI yang berhasil didapat dari tim surveyor advokasi pilpres dengan jumlah 298 mahasiswa UI yang ada di Depok. penting diperhatikan:

1. Bagi namanya sudah terdaftar di DPT UI diwajibkan untuk menghapus nama pemilih di daerah asal untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

2. Apabila ada pilpres putaran kedua maka nama-nama di DPT UI akan tetap berlaku karena tidak akan ada pendataan ulang DPT di Indonesia

3. Undangan Pemilih akan diberitahukan 2 atau 1 minggu sebelum pencontrengan.

4. Tidak Ada TPS di wilayah UI karena anggaran pilpres KPU tidak menaruh UI sebagai salah satu wilayah TPS Mohon maaf, teman-teman yang namanya tidak ada di DPT karena keterbatasan SDM dan tenggat waktu tidak semua mahasiswa UI yang mendaftar via DPS fakultas terdata semua di DPT UI. Harap maklum.

Teman-teman yang namanya tidak terdaftar di DPT UI diharapkan untuk segera melapor ke KPPS di kantor kelurahan sampai tanggal 14 Mei 2009, untuk nanti dimasukan kedalam DPT kelurahan di sekitar Kost-an atau kontrakan.

Note: tolong disebar melalui milis atau email milik mahasiswa UI yang kalian miliki

Wassalaamu'alaykum, salam

Best regard: Pokja BEM UI untuk Pemilu 2009



DPT MAHASISWA UI UNTUK PILPRES 2009

1 Khisnul Khasanah
2 Fadli Ricardo
3 Abdianul Haiqal
4 Widia Sandy
5 Heru Poppy Samosir
6 Lina Yuliana
7 Diana Novia
8 Ade Tri Aryani
9 Pariama Nova Yanti Siburian
10 Happy Anggreyni Situmorang
11 Nike Rosalina
12 Ade Gratia Novalina Silaban
13 Novika Sari
14 Isyahdianora Manihuruk
15 Rahmadani
16 Lisda Meyanti
17 Maulidta Masyithah
18 Dewi Juliani Purba
19 Lismawati Samosir
20 Elly Setya wardhani
21 Dwirani Puspa Artha
22 Zufrial Aristama
23 Bama Herdiyana Gusmara
24 Mardhatillah Sariyanti
25 Wahyu Fitriana
26 Nirmala Assyah Perbawati
27 Ahmad Sidratul Muntaha
28 Muhammad Akhyar
29 Saut Mariang Lumbart Gaol
30 Dita
31 Siska Agustiningsih
32 Monica Utari Mariana
33 Sari Haerunnisa
34 Isni Maisyarah D
35 Nurina Prapurandina
36 Mursilatun
37 Novi Kurniati
38 Riski Amelia
39 Sofian Dedi S. Sitompul
40 Lona Evitha Sirait
41 Natalia Hutajulu
42 Labibah Qotrunnada
43 Munfarida
44 Rita Prihatiningsih
45 Kistiyah Aini Sriprabasarah
46 Nur Fitriah Ayuning Budi MH.
47 Ryan Adi Chandra
48 Siti Ayu Setia Nastiti
49 Theresia L.G
50 Agust Doloksaribu
51 Devi Ana Lumbantoruan
52 Rosmawati Sigalingging
53 Agnes Simanjuntak
54 Fitri Farid
55 Sorang Afril Srihayati Saragih
56 Febriela Sirait
57 Maria Sondang H. Tampubolon
58 Nicky Anelia
59 Sonya FiannaIndra
60 Putri Mandasari
61 Hardi Dwi Oktiani
62 Ardita Sofyani
63 Rahmi Putri Isnaw
64 Deswati
65 Della Sri Wahyuni
66 Inna Husna
67 Yulia Nur Fitriana
68 Alhamdi Yosef Herman
69 Elvina Diah Siregar
70 Fatmawati
71 Resi Susanti
72 Rendy Pratama
73 Sri Elsa Fatmi
74 Rino Idul Putra
75 Anis Al Rosjidi
76 Nadia Ersa Febrina
77 Vina yusrika utami
78 Putri Helmet
79 Handy Chandra
80 Nico Ellanda
81 Swivano Akmal
82 Faldo Maldini
83 Putri Permatasari
84 Ghita Yoshanti
85 Azlul F. Oka
86 Elsha Para
87 Roby Setiadi
88 Ryan Muthiara W
89 Putra Aditya
90 Victor Siahaan
91 Syelvira Yunansha
92 Diane Fitria
93 Wulandari
94 Siska Eka Putriani
95 Tri Silvia Ningsih
96 Rita Purnama
97 Halimatussaadiyah Anar
98 Annisa Hildayati
99 Evita Yustia
100 Rahadia Utami
101 Kiki Yunianti
102 Gusni Rahma
103 Dela Aptika Gusani
104 Delti Selvina Elza
105 Ayu Syukrina Abrar
106 Rahmi Fauziah Putri
107 Ahmad Munir
108 Sherly Meilianti
109 Ade Yurianto
110 Citra Anakomi
111 Donna Wilhelmina Br. Hutagalung
112 Misdawita
113 Puspa Endah Widowaty
114 Jemirda Sundari Y
115 Uchi Damaliah
116 Sesa Waguna b. Suparta
117 Susi Purwati
118 Dian Rahma Bakti
119 Dian Maifitri
120 Dina Serai Simatupang
121 Andisti Rizky Marselina
122 Muhammad Reza
123 Awatif Al Makkiyah
124 Leziana Sekardeni
125 Henry Adi Gustian
126 Famella Rahma Putri
127 Evi Heryanti
128 Dira Aztiani
129 Sinta Devi Wardani
130 Ernita Fauzia
131 Irma Farrah Muthia
132 Eulis Fitriansyah
133 Indah Permatasari
134 Winda Sagita
135 Chairunnissa Rizkiah
136 Gusti Ayu Asri Permata Sari
137 Kika Pranika
138 Andika Wijaya
139 Putri Wahyu Utami
140 Kirana Widyastuti
141 Dianisa Gyanisa
142 Okta Riyani
143 Biyanti Lisatriana
144 Septiara Putri
145 Siska Afrianita
146 Yuni Selviawati
147 Yeni Sopita
148 Triana Resti Wuri
149 Prima Dian Putri
150 Norma Oktaria
151 Yuli Elviana
152 Nurhalina Sari
153 Herda Andriyani Lidya
154 Rertib Santiana
155 Saut Daniel Christhoofel Panjaitan
156 Christian Anugrah Limbong
157 Ni Putu Eka
158 Ida Ayu Sabrina Putri
159 Asiska Wijayanti
160 Mega Dewanty
161 Dewi Santy Lopa
162 Dhinhawati Sembiring
163 Aprilia Siburian
164 Nina Eristiana
165 Ari Purnomo
166 Betania Gian Rusmayasari
167 Annisa Meitasari
168 Atiqoh Prakasi
169 Ika Chandra Hapsari
170 Asminatun
171 Devy Dhian Cahyadi
172 Nugraheni Utaminingsih
173 Ekotyas Elastrina. A
174 Estriningtyas AR
175 Nirmalasari Ajeng Pamulatsih
176 Aji Herwinda Mukti
177 M. Jauhar Kholili
178 Nor Rofika Hidayah
179 Ayrie Yustianty
180 Muhtar
181 Rizki Bakhtiar
182 Aulia Ayu Riandini Bulkia
183 Rizqy Puspitasari
184 Aprilya Tri Susanti
185 Rizki Ibtida P. Ningtyas
186 Karsiyati
187 Deshinta Aluh Wardani
188 Aprilia Hartami
189 Annisa Pramita Siwi
190 Luqman Zaini
191 Agatha Stephanie Yetta S.
192 Diah Retno Apriani
193 Yulian Ekawati
194 Udhin Wibowo
195 Nurintan Cyntia T
196 Afuzi Dwi Reza A
197 Aidah Aulyah
198 Tegar Rezavie Ramadhan
199 Rony Wijaya
200 Taufik Indra Rukmana
201 Syahda Alala
202 Firda Rahmania
203 Dina Novita Sari
204 Ignasia Nila Siwi
205 Nove Zain Wisuda, A.Md.R
206 Faiza Bestari Nooranda
207 Tri Budi Novia Cahyani
208 Innani Silitouttatia
209 Asef Purwanti
210 Eny Rofi’ atul ngazizah
211 Orisa Shinta Haryani
212 Stephani Deborah Tatengkeng
213 Nafila Rahmawati
214 Vidya Rina Wulandari
215 Khofiful Walidani
216 Rizfa Amalia
217 Dewi Nuriyah
218 Novialita Alip Hadiansari
219 Puput Mariyati
220 Dea Nuriry Sadat
222 Fikriyah
223 Hudharto Hariseno
224 Tasmo
225 Suharianti La suda
226 Yosmeita Dame Simbolon
227 Deby Prabu Nofita
228 Akma Bertha Aprima Lagho
229 Septi Purwanki
230 Dea Gabriela Eclesi
231 GST Agung Putra Trisnajaya
232 Rosadalima Dee Panda
233 Yohana Yuliastuti Dapi
234 Apriliana
235 Dwi Wahyu Prabowo
236 M. Reza Fahriadi
237 Gabriela Cynthia Andries
238 Deddy Rifandi Laurens
239 Azima Shalimar
240 Musyafar Kudri Zain
241 Ariyanto Aji Prihastono
242 Noni Valeria Sidabutar
243 Stevy E.D. Situmora
244 Zimmi Tamasa Agusta
245 Endy Wulandari
246 Sri Elsa Fatmi
247 Kartika Putri
248 Humala Paulus Halim
249 Shinta Devi Wardani
250 Winda Jayanthi Saragih
251 Edi Suhendra
252 Ocha Witnesteka Miela
253 Tasmo
254 Paula Tiarma Evelinda Lumban Tobing
255 Jeny Irene Br.Tarigan
256 Shauma Lannakita
258 Debora M.I. Napitupulu
257 Rianty Adi
258 Junita Sinaga
259 Sefni Yenti
260 Adrinaldi
261 Indra Hardianto
262 Yosmeita Dame S
263 Fajri Ikhsan
264 Mela Desina
265 Agnes Natalia Sebayang
266 Didi prayitno
267 A.C Arsyady
268 Diana Beauty
269 Eulis Fitriansyah
270 Irma Farrah Muthia
271 Lina Gustiana
272 Winda Eriska
273 Rosiana Putri
274 Silvia Ezita
275 Luh Putu Sri Anggrayani
276 Silvia Ezita
277 Rerin Santiana
278 Tri Setiawan
279 Nurhidayat
280 Rona Khairol Pratama
282 Nugrahemi Utaminingsih
283 Susan Adella
284 M. Fahrian Agam
285 Arif Raharto
286 Aditya Zulfa
287 Harnadiemas Rachmadanis F.
288 Desyanti Eka Ernawati
289 Siska Afrianita
290 Gita Pratama Putra
291 Sonia
292 Luh Gde Pratiwi Mayasari
293 Florensia Intan Stefani
294 Azima Shalimar
295 Khaidir Yusuf
296 Mustika Nurcahyo Madjid
297 Riya Supriyanto
298 Redhi Meisudi

Kamis, 21 Mei 2009

Aqidah (Pratinjau Sejarah & Perkembangannya)

‘Aqidah (اَلْعَقِيْدَةُ) menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (الْعَقْدُ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu(التَّوْثِيْقُ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (اْلإِحْكَامُ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (الرَّبْطُ بِقُوَّةٍ) yang berarti mengikat dengan kuat.
[1] Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah ازوجلّ dengan segala pelaksanaan ke-wajiban, bertauhid [2] dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih. [3]
Pembagian Aqidah Tauhid
Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa rnenempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha' dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:
 Pertama: Tauhid Al-Uluhiyyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
 Kedua: Tauhid Ar-Rububiyyah, ialah rneng esakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
 Ketiga: Tauhid Al-Asma' was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya. Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. dalam dzat, asma maupun sifat.
Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. Oleh karena itu Imam Ahmad berkata: "Qadar adalah kekuasaan Allah". Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar.
Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas]
Aqidah Islamiyah
Nilai suatu ilmu itu ditentukan oleh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada hakekatnya dia bodoh. Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya?
Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap-lengkapnya dibanding dengan makhluk / ciptaan lainnya. Kemudian Allah bimbing mereka dengan mengutus para Rasul-Nya (Menurut hadits yang disampaikan Abu Dzar bahwa jumlah para Nabi sebanyak 124.000 semuanya menyerukan kepada Tauhid (dikeluarkan oleh Al-Bukhari di At-Tarikhul Kabir 5/447 dan Ahmad di Al-Musnad 5/178-179). Sementara dari jalan sahabat Abu Umamah disebutkan bahwa jumlah para Rasul 313 (dikeluarkan oleh Ibnu Hibban di Al-Maurid 2085 dan Thabrani di Al-Mu'jamul Kabir 8/139)) agar mereka berjalan sesuai dengan kehendak Sang Pencipta melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul. Namun ada yang menerima disebut mu'min ada pula yang menolaknya disebut kafir serta ada yang ragu-ragu disebut Munafik yang merupakan bagian dari kekafiran. Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini, karena aqidah adalah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti kepalanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitisi adalah kepalanya lebih dahulu. Disinilah pentingnya aqidah ini. Apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akherat. Dialah kunci menuju surga.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi syara' (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. Ini disebut Rukun Iman.
Dalam syariat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan (ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang pertama. Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : Ikhlas karena Allah SWT yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. Ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasulullah SAW tertolak atau mengikuti Rasulullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang terkandung dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya."


Perkembangan Aqidah
Pada masa Rasulullah SAW, aqidah bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham, kalaupun terjadi langsung diterangkan oleh beliau. Makanya kita dapatkan keterangan para sahabat yang artinya berbunyi : "Kita diberikan keimanan sebelum Al-Qur'an"
Nah, pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib timbul pemahaman -pemahaman baru seperti kelompok Khawarij yang mengkafirkan Ali dan Muawiyah karena melakukan tahkim lewat utusan masing-masing yaitu Abu Musa Al-Asy'ari dan Amru bin Ash. Timbul pula kelompok Syiah yang menuhankan Ali bin Abi Thalib dan timbul pula kelompok dari Irak yang menolak takdir dipelopori oleh Ma'bad Al-Juhani (Riwayat ini dibawakan oleh Imam Muslim, lihat Syarh Shohih Muslim oleh Imam Nawawi, jilid 1 hal. 126) dan dibantah oleh Ibnu Umar karena terjadinya penyimpangan-penyimpangan. Para ulama menulis bantahan-bantahan dalam karya mereka. Terkadang aqidah juga digunakan dengan istilah Tauhid, ushuluddin (pokok-pokok agama), As-Sunnah (jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad), Al-Fiqhul Akbar (fiqih terbesar), Ahlus Sunnah wal Jamaah (mereka yang menetapi sunnah Nabi dan berjamaah) atau terkadang menggunakan istilah ahlul hadits atau salaf yaitu mereka yang berpegang atas jalan Rasulullah SAW dari generasi abad pertama sampai generasi abad ketiga yang mendapat pujian dari Nabi SAW. Ringkasnya : Aqidah Islamiyah yang shahih bisa disebut Tauhid, fiqih akbar, dan ushuluddin. Sedangkan manhaj (metode) dan contohnya adalah ahlul hadits, ahlul sunnah dan salaf.

"Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" (QS. An-Nisa':69)

---------- o 0 o ----------