Senin, 01 Desember 2008

PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA HUTAN LINDUNG DI KALIMANTAN

Sudah lama Indonesia mendapat sorotan dunia internasional atas pengelolaan hutan yang tidak memperhitungkan faktor kelestarian fungsi hutan. Pemerintah Orde Baru mengeksploitasi hutan secara besar-besaran untuk membiayai pembangunan. Perusahaan perkayuan yang kemudian bermunculan tanpa kendali, juga membabat hutan secara besar-besaran untuk memenuhi bahan bakunya. Kondisi itu mendorong munculnya illegal logging (pembalakan liar) hingga kini. Kondisi tersebut masih diperparah dengan maraknya usaha pertambangan maupun perkebunan kelapa sawit dalam kawasan hutan.
Data Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan, total jumlah lahan potensal kritis, agak kritis, kritis dan sangat kritis mencapai 813.367 hektar dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan 3.753.051 hektar. Menurut Gubernur Kalsel dalam ekspose hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mencatat, pada 2001 daerah berhutan d Kalsel masih 987.041,14 hektar. Satu tahun kemudian tinggal 935.900 hektar, hilang 51.141 hektar per tahun atau 140 hektar per hari.
Angka di atas baru terjadi di Kalimantan Selatan, belum lagi di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Daerah tersebut juga tidak lepas dari perambahan maupun alih fungsi hutan menjadi kawasan pertambangan atau perkebunan yang tidak terkontrol. Begitu pula dalam soal perambahan hutan. Di Kalimantan Barat cukong-cukong membabat hutan yang berbatasan dengan Serawak. Sedangkan di Kalimantan Tenggah, kayu di kawasan hutan lindung pun digasak penjarah.
Kerusakan sumber daya hutan mengakibatkan kerusakan lingkungan di wilayah Kalimantan Selatan saat ini sangat parah, hal ini terbukti dengan meningkatnya intensitas terjadinya banjir, yang rata-rata terjadi setiap tahun. Jumlah gas karbon dioksida (CO2) meningkat rata-rata mencapai 0,4 % per tahun. Gara-garanya, karena pembakaran bahan bakar fosil dan hutan gundul yang tak mampu menyerap CO2 dalam reaksi fotosintesis.
Gerakan rehabilitasi hutan dan lahan memang dilakukan, namun hasilnya belum mampu menutupi kerusakan sumberdaya hutan yang ada. Karena gerakan rehabilitasi hutan dan lahan kalah cepat dengan kerusakan sumberdaya hutan. Apalagi Pegunungan Meratus yang jelas-jelas merupakan kawasan hutan lindung yang fungsinya sebagai kawasan penyangga kehidupan di Kalimantan Selatan sudah dirambah oleh penambang batubara baik legal maupun ilegal, yang memberikan andil cukup besar bagi kerusakan sumberdaya hutan dan lingkungan.
Hal diatas tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, harus ada upaya pembenahan yang signifikan agar dimasa depan hutan di Kalimantan dapat tertata baik. Pembenahan hutan Kalimantan harus mengikuti kebijakan yang berintikan:
1) Kebijakan ekonomi, dimana sumberdaya hutan sebagai penggerak utama pembangunan,
2) Kebijakan sosial dan pendekatan kesejahteraan, dimana kehutanan diharapkan mampu mengantisipasi permasalahan angkatan kerja,
3) Kebijakan lingkungan atau konservasi, dimana hutan sebagai faktor penentu keseimbangan lingkungan.
Jumlah kawasan hutan yang ditetapkan sebesar 36,08 % memang kelihatannya logis tapi yang kita butuhkan peranan fungsi dari kawasan hutan tersebut. Artinya kawasan seluas 36,08 % tersebut betul-betul ditutupi oleh hutan, dan kawasan hutan lindung terletak daerah kunci dengan fungsi utama adalah fungsi hidro-orologis, penyerapan CO2 sebagai pengurangan emisi gas karbon dioksida dan pensuplai oksigen yang memberi napas kehidupan bagi ribuan organisme dan menjadi tonggak penting mata rantai ekosistem. Keberadaan ekosistem ini dibutuhkan oleh kehidupan manusia di bumi.
Negara Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau ini memiliki keanekaragaman tumbuhan, hewan, serta jasad renik yang lebih besar daripada negara-negara tetangga. Hal ini terjadi karena keadaan alam yang berbeda dari satu pulau ke pulau lainnya, bahkan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam pulau yang sama. Sistem perpaduan antara sumber daya hayati dan tempat hidupnya yang khas itu, menumbuhkan berbagai ekosistem, yang masing-masing menampilkan kekhususan pula dalam kehidupan jenis-jenis yang terdapat didalamnya.
Sumber daya hayati yang paling banyak dieksploitasi pemanfaatannya adalah sumber daya yang terdapat dalam ekosistem hutan hujan yang terletak di dataran rendah. Dari segi ekonomi memang ekosistem hutan semacam inilah yang dapat mendatangkan keuntungan terbesar karena mengandung kekayaan paling tinggi yang disebabkan oleh adanya keanekaragaman hayati yang terbesar pula. Lagipula bagian terbesar hutan-hutan Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropik yang terletak di dataran rendah itu. Di dalam hutan semacam ini tumbuh berbagai jenis kayu yang bernilai ekonomis tinggi.
Secara internasional hutan Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia dan dianggap signifikan mempengaruhi iklim dunia. Selain itu, sebagai sumber keragaman hayati dunia hutan Indonesia telah menjadi perhatian untuk dipertahankan keberadaan dan tingkat mega biodiversity, yang memiliki 10 % tumbuhan berbunga di dunia, 17 % spesies burung, 12 % satwa mamalia, 16 % satwa reptilia, dan 16 % spesies amphibia, dari populasi dunia. Oleh karena itu, pengelolaan hutan Indonesia perlu dilakukan secara profesional dan terencana sehingga hutan dapat dimanfaatkan secara optimal, tanpa mengurangi kemampuan hutannya menghasilkan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lokal, nasional, maupun regional, bahkan internasional.
Pengelolaan hutan yang profesional dan terencana dibutuhkan, terutama untuk daerah yang rentan terhadap terjadinya degradasi lahan dan lingkungan. Selama 3 dekade, sektor kehutanan telah menjadi modal utama pembangunan ekonomi bangsa, dan telah memberikan dampak positif, seperti penyerapan tenaga kerja, perolehan devisa, dan pengembangan wilayah. Pengelolaan hutan di masa lalu banyak kekurangan. Dinamika pembangunan masa lalu telah menyebabkan pemanfaatan hasil hutan, terutama kayu yang berlebihan. Terbukti oleh kapasitas industri nasional yang melebihi kemampuan pasok kayu lestari. Kekecewaan terhadap sistem pengusahaan hutan telah menimbulkan berbagai permasalahaan di beberapa daerah yang berdampak terhadap degredasi hutan. Selama 5 tahun terakhir, laju degradasi lahan dan lingkungan diperkirakan 1,6 juta hektar per tahun. Berdasarkan citra satelit 1995 - 1999 hutan produksi yang rusak di Indonesia pada 432 HPH mencapai 14,2 juta Ha, sedangkan kerusakan pada hutan lindung dan hutan konservasi mencapai 5.9 juta Ha.
Kerusakan tersebut, disebabkan oleh pengelolaan hutan yang tidak tepat, penebangan liar, perambahan hutan, dan pembukaan hutan skala besar serta kebakaran hutan. Kerusakan bahkan diperburuk oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu Ada 2 hal yang bisa dikatakan sebagai penyebab dari kerusakan hutan. Yang pertama adalah adanya hak penguasaan hutan yang kita ketahui tidak lagi berjalan secara prosedural. Dalam artian instansi-instansi yang mendapat hak penguasaan hutan atau HPH, tidak lagi mematuhi peraturan dalam pengelolaan hutan mereka. Sedangkan yang kedua adalah penambangan-penambangan di kawasan hutan lindung yang sampai saat ini mengalami kontroversi karena banyak investor yang merasa tertipu karena mereka sudah terlanjur menanamkan investasi mereka untuk penambangan sedangkan di Indonesia sendiri baru saja dikeeluarkan UU No 41/1999 yang melarang adanya penambangan di daerah konservasi.
Kawasan lain yang bermasalah adalah Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang memiliki beberapa permasalahan yang mengancam kelestariannya baik fungsi ekologis maupun keberadaan ekosistem. Masalah-masalah utama antara lain : kebakaran hutan, pembalakan kayu ilegal, perambahan kawasan, dan lain-lain. Kondisi ini menyebabkan terdapatnya areal hutan pada kawasan tersebut merupakan areal terbuka yang ditumbuhi alang-alang yang menjadi sumber kerawanan kebakaran hutan pada saat musim kering yang akan meluaskan daerah terbuka di kawasan hutan Tahura Bukit Soeharto. Selain itu kandungan bahan tambang berupa batubara yang ada di dalam lapisan tanahnya menyebabkan beberapa lokasi menyimpan potensi kebakaran yang cukup sulit untuk dikendalikan.
Keberadaan areal-areal terbuka tersebut juga menyebabkan beberapa fungsi ekologis Taman Hutan Raya Bukit Soeharto terganggu. Salah satunya sebagai daerah tangkapan air yang mengatur alirannya ke sub daerah aliran sungai (Sub DAS) Semboja yang mempengaruhi pula aliran air ke daerah aliran sungai (DAS) Mahakam. Hal ini dapat mengakibatkan debit air yang masuk ke sungai terlalu besar dan sungai akan meluap. Inilah yang membuat banjir di daerah Kalimantan sulit untuk ditanggulangi, karena permasalahannya sangatlah pelik.
Dalam kebijaksanaan penataan ruang yang tertuang dalam Pola Dasar Pembangunan Kota Balikpapan disebutkan bahwa arah kebijaksanaan pokok tentang pemanfaatan ruang, sesuai dengan kondisi fisik wilayah dan sosial ekonomi masyarakat Balikpapan, berasaskan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan guna mewujudkan keterkaitan keseimbangan antar wilayah. Kebijaksanaan lain menetapkan hutan lindung/kawasan lindung sebagai daerah konservasi lahan kritis yang didasarkan pada kelestarian lingkungan.
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan kemampuan lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat-sifat wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan guna kepentingan hidro-orologi, yaitu mengatur tata air, mencegah banjir dan kesuburan tanah. Faktor-faktor yang diperhatikan dan diperhitungkan di dalam penetapan perlunya hutan lindung di dalam satu wilayah adalah lereng lapangan, jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi dan intensitas hujan dari wilayah yang bersangkutan.
Masih di Kalimantan Timur, hutan lindung sungai Wain adalah hutan dataran rendah di Kalimantan Timur sekitar 15 kilometer sebelah utara Balikpapan. Kawasan hutan ini mulai ditetapkan sebagai hutan tutupan oleh Sultan dari kerajaan Kutai tahun 1934. Kemudian pada tahun 1983 area di dalam Sungai Wain seluas 3.925 Ha dinyatakan sebagai hutan lindung oleh Menteri Pertanian. Pada tahun 1988 Menteri Kehutanan menunjuk area lainnya di sungai Wain yaitu seluas 6.100 Ha sebagai hutan lindung sehingga secara keseluruhan luas hutan lindung Sungai Wain yang ditunjuk sebagai hutan lindung adalah 10.025 Ha.
Dalam pengolahan hutan lindung/kawasan lindung indikasi penyimpangan dan pemanfaatan lahan yang terjadi di wilayah kota Balikpapan, tidak saja terjadi di sektor kawasan kota dan sepanjang jalur pergerakan utama kota atau pada kawasan budidaya akan tetapi juga terjadi pada kawasan hinterland kota khususnya pada kawasan budidaya. Hal tersebut terjadi pada sebagian kawasan hutan lindung daerah kota Balikpapan. Baik hutan lindung Sungai Wain maupun hutan lindung DAS Manggar. Di kedua kawasan ini mengalami perambahan dan penebangan liar oleh kelompok masyarakat, hal tersebut dikhawatirkan akan terus merosot kualitas dan daya dukungnya jika tidak segera diamankan untuk kepentingan bersama.
Hutan lindung Manggar (DAS) terletak pada koordinat 116° 52' 00' - 166° 56' 00' Bujur Timur dan 01° 05' - 01° 12' 00' Lintang Selatan membentang dan berbatasan dengan tepi jalan sepanjang jalur Soekarno - Hatta dari Km.20 hingga kilometer 25 yang juga merupakan jalur utama transportasi darat Balikpapan ke Samarinda. Sedangkan secara administratif hutan lindung DAS Manggar terletak pada wilayah Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara.
Luas hutan Manggar (DAS) berdasarkan SK Menteri Kehutanan seluas 4.999 Ha atau 9,8% dari wilayah Kota Balikpapan dari luas wilayah Kota Balikpapan secara keseluruhan. Berdasarkan laporan tim penelitian dari Penyusunan Renacana Pendapatan Hutan Lindung Sei Manggar dan Sungai Wain sebagai sumber air baku PDAM Balikpapan dan Pertamina. Sedangkan jumlah penduduk yang bermukin di Sei Manggar kurang lebih 400 KK yang bermukim. Pada umumnya mata pencaharian penduduk yang bermukim di kawasan hutan lindung kawasan Manggar (DAS) adalah bertani (sawah,ladang) dan berkebun (kebun campuran).
Berdasarkan kebijaksanaan yang tertuang di dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan, peruntukan lokasi perencanaan adalah sebagai hutan lindung yang berfungsi selain untuk melestarikan sumber daya ada juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi kebutuhan air baku PDAM dan sebagai daerah penyangga kota Balikpapan. Namun hasil pengamatan di lapangan saat ini pada kawasan hutan lindung tersebut telah terdapat pemukiman penduduk, kawasn pertanian, perkebunan dan peternakan serta penambahan dan penambangan liar yang terus berlangsung, akan menyebabkan peralihan fungsi pada kawasan tersebut.
Berdasarkan hasil survey dari invetarisasi yang dilakukan oleh Sub BIPHUT Balikpapan dapat disimpulkan kondisi hutan lindung DAS Manggar yang potensial sudah tidak ada, hanya yang masih tampak adalah seperti semak dan belukar dan pada ilalang. Hal ini disebabkan adanya kegiatan perladangan yang dilakukan masyarakt setempat secara liar. Untuk lebih jelasnya pemanfaatan lahan dapat dilihat pada tabel berikut ini
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) %
1. Pemukiman 12,74 0,25
2. Sawah 3,92 0,07
3. Tegalan/Ladang 111,72 2,23
4. Perkebunan 23,52 0,47
5. Kebun Campuran 86,24 1,72
6. Alang-alang 598,88 11,98
7. Semak Belukar 3.618,65 72,38
8. Penghijauan 125,44 2,50
9. Daerah Genangan 319,62 6,29
10. Taman 13,72 0,27
Total 4.913,45 100
Sumber : Tim Penelitian Unmul Samarinda

Hutan Lindung Sungai Wain terletak di Kalimantan Timur, arah timur laut Balikpapan, antara Km.15-24 dekat jalan utama dari Balikpapan menuju Samarinda (166° - 01° 10' LS). Kawasan ini mencakup areal seluas 10.025 Ha. Hutan lindung Sungai Wain dibatasi oleh lokasi hutan PT INHUTANI I Batu Ampar disebelah utara. Batas sebelah barat kira-kira berhubungan dengan Selat Sulawesi dan dibatasi dengan hutan Mangrove (Bakau) yang tidak dilindungi. Di sebelah Selatan dan bagian Timur kawasan cadangan hayat ini dibatasi oleh lahan pertanian berskala kecil. Pada batas sebelah timur laut dibatasi oleh jalan utama dari Balikpapapn menuju Samarinda antara Km.20 - 24 dengan jarak sepanjang 4 Km.
Kedudukan geografis, karakteristik geologis, kelangkaan daerah dengan tipe-tipe hutan yang berbeda dan wilayah disekitarnya yang berkaitan dengan sejumlah nilai-nilai serta fungsi hutan lindung Sungai Wain (HL Sungai Wain). Nilai-nilai tersebut meliputi aspek ekonomi, sosial, pelestarian (konsevasi) dan aspek ilimiah. Berdasarkan hasil survey Departemen Kehutanan dan Tropenbos Kalimantan Proyek Wanariset Samboja terhadap hutan lindung Sungai Wain bahwa pemanfaatan lahannya adalah sebagai berikut.
Pemanfaatan Lahan Luas (Ha) %
Hutan Primer 5000,47 49,88
Beluber Rawa 430,74 42,97
Belukar rawa 501,00 5,00
Hutan Mangrove 29,79 0,29
Ladang 186,00 1,08
Total 10,025,00 100,00
Sumber: Dephut - Wanariset Samboja

Berdasarkan dari tabel tersebut di atas yang menduduki urutan yang masih utama adalah hutan primer, belukar bebas ladang, masing-masing mendapat 49% dan 42%, sedangkan hutan mangrove untuk hutan lindung Sungai Wan yang terdapat di tabel tersebut sangat sedikit, tapi hal ini disebabkan oleh perambahan/penebangan liar khususnya pada kawasan Sungai Wain Kiri dan Kanan dan terdapat pula banyaknya petambak-petambak liar mungkin ini menyebabkan hutan mangrove (bakau) hanya 0,29% dari jumlah keseluruhan luas hutan lindung Sungai Wain
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka upaya memaksimalkan fungsi kawasan hutan lindung DAS Manggar, tercermin beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Terjadinya perambahan dan okurasi dan pengalihan fungsi lahan oleh masyarakat, sebagian dialihkan untuk lahan perkebunan, pertanian dan peternakan.
2. Belum ada batas penegasan hutan lindung dan kawasan penyangga (buffer zone) secara fisik di lapangan, serta masyarakat belum tahu persis keberadaan fungsi hutan lindung tersebut
3. Belum ada jalan inspeksi dan masyarakat yang bermukim di sana berbatasan langsung dengan hutan lindung, jalan inspeksi tersebut untuk pengawasan dan pengendalian, karena penduduk yang berada di tempat tersebut secara sporadis sehingga akan rawan kebakaran hutannya
4. Akibat musim hujan erosi terjadi dilihat dari aliran permukaan (run off). Pada musim kemarau lahan dikawasan tersebut kering dan rawan akan kebakaran hutan.

Secara de fakto, pengelolaan kawasan hutan lindung di Indonesia telah menjadi kewenangan pemerintah daerah pasca dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 62 tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang K ehutanan kepada daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Implikasi logisnya adalah bahwa segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan hu tan, baik Hutan Produksi, Tahura maupun Hutan Lindung, adalah menjadi tanggung jawab pem erintah daerah termasuk yang menyangkut dana pengelolaan yang harus dianggarkan sendiri oleh daerah.
Adapun kawasan hutan pada Provinsi Kalimantan Timur yang kurang lebih sebesar 75 % dari luas total provinsi sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 79/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan pada Propinsi Kalimantan Timur seluas 14.651.553 hektar, kawasan hutannya terbagi berdasarkan fungsi hutan yang terdiri dari :
a. Kawasan Hutan Konservasi atau Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam sebesar 2.165.198 ha.
b. Hutan Lindung (HL) sebesar 2.751.702 ha.
c. Hutan Produksi (HP) sebesar 5.121.688 ha.
d. Hutan Produksi Terbatas (HPT) sebesar 4.612.965 ha.
Dari segi luasan, kawasan hutan lindung tersebut mencakup areal lebih kurang 2,7 juta hektar, namun seperti halnya kawasan hutan yang lain (hutan produksi dan konservasi), sebagian besar kawasan hutan lindung juga mengalami kerusakan sebagai akibat dari kegiatan pencurian kayu (illegal logging), perambahan oleh masyarakat, kebakaran hutan termasuk pencurian dan perburuan satwa liar baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi. Data BPDAS Mahakam Berau berdasarkan intepretasi citra satelit menunjukkan bahwa kerusakan hutan Kaltim mencapai 6,4 juta hektar tahun 2004 terdiri dari 4,3 juta hektar di dalam kawasan hutan dan 2,1 juta hektar di luar kawasan hutan. Laju kerusakan hutan Kaltim 290 ribu hektar per tahun.






DAFTAR PUSTAKA
1. http://siklusits.tripod.com/hutan.htm
2. Laporan Yayasan Hijau Biru tentang Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, Kalimantan Timur, November 2008.
3. Education’s Corner, Membenahi Hutan Kalimantan 6 April 2008.
4. Bahan Rakortas, Pengelolaan Bukit Soeharto, Kalimantan Timur, Desember 2007.
5. Laporan Penelitian oleh Tim Penelitian Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda.
6. Departemen Kehutanan – Riset untuk Daerah Aliran Sungai Wanariset Sambaja Kalimantan Timur.
7. Kaltim Post, Sekilas Hutan Kalimantan Timur, 18 Maret 2006.



---------------------- o 0 o -----------------------

herman.pamuji@ui.ac.id
e_dark_eagle@yahoo.co.id
http://kaisars08.blogspot.com


@_@

Kamis, 20 November 2008

Bintang ....

Bintang ...
Diantara ribuan cahaya yang lain
Cahaya dari parasmulah yang mampu
Menyihirku ...
Menawanku ...
Dalam dekapan kasih dan rindu kepadamu

Bintang ...
Dalam sunyinya malam
Dalam belaian kasih sang dewi malam
Hatiku selalu dalam puncak kegelisahan
Akan angan untuk dapat,
Meraihmu ...
Menggapaimu ...
Merengkuhmu ...
Dalam buaian indah mimpi-mimpi sang pecinta

Bintang ...
Kumohon ...
Jangan engkau redup
Sebelum aku mengikatmu untuk menjadi milikku
Dalam ikatan suci pernikahan
Sebelum aku dapat duduk bersanding denganmu
Sebagai pangeran dan imam dalam hidupmu ....



NB : Special to My "Star" in the World .... (Keep Istiqomah to Wait Me)

Selasa, 18 November 2008

Apa yang Membuat Perpustakaan FIB UI Nyaman??

Tugas utama Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (FIB-UI) adalah membantu para mahasiswa memperoleh sumber informasi. Membantu dalam arti harfiahnya adalah melayani dan memenuhi kebutuhan mahasiswa setiap jurusan yang ada.

Selain itu, perpustakaan FIB melaksanakan apa yang dikatakan Sutarno, yaitu :
Tugas pokok Perguruan Tinggi benar-benar berada di suatu perguruan tinggi, baik universitas, akademik atau pun institut. Keberadaan tugas dan fungsi perpustakaan tersebut adalah dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. (Sutarno, 2003:35)

Tugas dan fungsi yang berhubungan dengan Perpustakaan FIB-UI adalah satu wujud kepedulian terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pelayanan sivitas akademika: mahasiwa, pengajar, peneliti dan semua unsur yang terlibat di dalam kegiatan akademik. Di bidang pendidikan, Perpustakaan FIB harus mampu mengubah metode dan suasana belajar-mengajar agar mahasiswa dan dosen sama-sama aktif dan dinamis dalam upaya pendayagunaan perpustakaan secara optimal. Perpustakaan juga memungkinkan mahasiswa dan dosen mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Kedua pihak ini adalah aset bagi pepustakaan itu sendiri.

Kebutuhan mahasiswa dan dosen sangat beragam, sehingga koleksi harus disesuaikan dengan kebutuhan fakultas, jurusan, program studi, serta mata kuliah yang ada. Koleksi ini dapat berbentuk buku, jurnal, skripsi, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyo-Basuki tentang tugas dan fungsi Perpustakaan yaitu :
a. melaksanakan pemilihan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan para pengguna perpustakaan yaitu, mahasiswa atau pengajar serta pihak lain yang membutuhkan informasi
b. mengoleksi bahan pustaka yang tersedia sehingga mudah dapat digunakan oleh pengguna
c. menyelenggarakan peminjam koleksi dengan cara yang efesien. (1994:47).

Untuk menjawab kebutuhan mahasiswa dan dosen tersebut, perpustakaan FIB menyediakan koleksi buku meliputi berbagai disiplin ilmu, antara lain koleksi umum, filsafat, agama, sosial politik, ekonomi, ilmu-ilmu budaya, kesusastraan dan sejarah. Koleksi lain adalah skripsi, tesis, disertasi, majalah popular, jurnal ilmiah dan referensi. Perpustakaan FIB-UI juga mempunyai koleksi khusus, yaitu koleksi ilmu perpustakaan, koleksi BIPA (Bahasa Indonesia Penutur Asing), koleksi Cina, Belanda, dan koleksi buku langka (naskah kuno). Koleksi-koleksi tersebut diharapkan berguna untuk memenuhi setiap kebutuhan mahasiswa di perpustakaan FIB, namun hal ini tidak mutlak sebab pengguna memiliki kebutuhan yang sangat berbeda sesuai dengan perkuliahan. Contoh, seorang mahasiswa baru yang mengkuti program S1 Korea, memerlukan informasi berbeda dibandingkan dengan mahasiswa program lain.

Perpustakaan FIB, selain menyediakan berbagai koleksi buku yang beragam sesuai kebutuhan mahasiswa dan dosen, juga memberikan kenyamanan terhadap pengguna. �??Kenyamanan,�?? menurut (KBBI, 1993) adalah �??keadaan nyaman, kesegaran, dan kesejukan�?�. Ini sesuai kenyataan. Beberapa mahasiswa yang berkunjung ke Perpustakaan FIB mengatakan bahwa hal yang mendorong mereka datang ke perpustakaan adalah:
a. rasa nyaman, artinya seluruh ruangan perpustakaan ber-AC,
b. keadaan lingkungan fisik memadai, artinya tersedia bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam,
c. keadaan lingkungan sosial yang kondusif, artinya seluruh staf berperilaku ramah, dan tersedia ruangan kerja, ruang diskusi khusus dosen dan mahasiswa, serta
d. layanan terakses (TI) Teknologi Informasi secara online.

Keempat faktor tersebut juga merupakan gambaran komitmen Perpustakaan FIB-UI meningkatkan pelayanan kenyamanan. Dengan begitu, perpustakaan secara keseluruhan menjadi tempat yang nyaman untuk memperoleh ilmu pengetahuan, wawasan, dan kearifan.

Menurut data statistik tahun 2006. Mahasiswa yang berkunjung ke Perpustakaan FIB-UI setiap harinya mencapai lebih dari 250 orang. Jumlah seluruh koleksi perpustakaan sampai bulan September 2006 sebanyak 74.727 judul (136.696) eksemplar, ditambah majalah/jurnal 458 eksemplar. Jumlah buku yang dipinjam setiap bulan 1350 judul, dan jumlah stasiun komputer yang tersedia 4 unit PC akses internet, 4 unit terakses penulusuran - Online Public Access Catalog (OPAC).

Minggu, 16 November 2008

Bedah Kampus BEM UI 2008

Tanggal 15-16 November 2008, tepatnya hari Sabtu dan Minggu, bertempat di Balairung Universitas Indonesia akan diadakan Bedah Kampus UI. Acara-acaranya pada intinya untuk memperkenalkan kepada teman-teman SMA seluk beluk yang ada di UI. Tiket masuk pun ludes terjual dengan "laris manis" sebanyak 10.000. Bahkan, tiket yang disediakan oleh panitia "on the way" pun langsung habis ketika ticket box baru dibuka 10 menit.

Acara bedah kampus ini juga menampilkan Fedi Nuril (ILUNI FE UI - Fahri, dalam AAC), kemudian RAN (Rayi - FIB UI), dan lain sebagainya. Juga diikuti oleh bermacam sponsor unggulan. Bahkan juga ada yang membuka bazar.

Penasaran kan?

Makanya, yuk rame-rame ke Balairung UI Depok .....

Jumat, 14 November 2008

Ulah "Para Penipu Berdasi" di Senayan

Tidak pernah mau mengerti dan peduli dengan keadaan yang ada dalam masyarakat, itulah yang patut dilekatkan kepada orang-orang yang saban hari memakai dasi di senayan sana.

Bayangkan ketika bangsa ini terus saja mengalami kemunduran kesejahteraan, mereka malah dengan dalih pasal dalam UU atau apapun mereka pakai dalih untuk memugar "gedung penipu" DPR untuk anggota DPR baru nanti.

Berikut petikan berita yang baru saja dimuat oleh rekan pers dari Tempo.

"Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat berencana merenovasi ruang kerja anggota DPR di Nusantara I. Biaya renovasi ruang kerja anggota Dewan tertuang dalam surat edaran Sekretariat Jenderal DPR nomor KS.02/8045/DPRRI/2008 tertanggal 5 November. Biaya renovasi ruang kerja anggota Dewan Rp 26,26 miliar.

Ruangan anggota Dewan rencananya akan disekat untuk sekretaris pribadi dan staf ahli. Dana ini termasuk untuk penggantian keramik toilet dan pembuatan partisi. "Sudah mulai dibongkar dari Senin lalu," kata Wakil Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Lukman Hakiem ketika dihubungi kemarin. "Fraksi kami menolak renovasi ini."

Partai Persatuan Pembangunan akan mengirimkan surat keberatan kepada sekretaris jenderal. Menurut Lukman, renovasi ruang kerja anggota Dewan mendadak dan tanpa berkonsultasi dengan anggota Dewan. Ia menganggap renovasi belum diperlukan karena akan membuat citra parlemen semakin terpuruk. "Urgensinya apa?" kata Lukman.

Sekretariat Jenderal juga menganggarkan pembuatan sepuluh ruang kerja dan furnitur anggota Dewan baru dengan biaya Rp 7,2 miliar. Penambahan ruang kerja diperlukan untuk menampung sepuluh anggota baru pada periode mendatang. Undang-undang menyatakan jumlah anggota Dewan bertambah sepuluh dari 550 kursi. "Totalnya Rp 33 miliar," kata Lukman.

Surat Partai Persatuan Pembangunan, kata Lukman, berisi permintaan agar Sekretariat Jenderal menunda renovasi hingga anggota Dewan selesai reses. Sekretariat dan Badan Urusan Rumah Tangga DPR akan diminta menjelaskan rencana ini.

Renovasi dinilai merugikan anggota Dewan karena dianggap tak peka terhadap kesulitan masyarakat. "Kalau mau direnovasi, harus sekalian dibuat grand design-nya," kata Lukman.

DPR sebelumnya telah meminta Sekretariat Jenderal dan Badan Urusan Rumah Tangga memprioritaskan renovasi Ruang Rapat Paripurna. Ruangan di gedung utama ini dinilai sudah tak layak. "Mirip ruang teater," kata Lukman. DPR akan membuat grand desain atau cetak biru gedung MPR/DPR. Hal ini untuk menyesuaikan perkembangan di Dewan yang akan menambah dua staf ahli.

Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal menyesalkan renovasi ruangan Dewan ini. "Waktunya tidak tepat," kata Mustafa. Kondisi ruangan Dewan dinilai sudah mencukupi termasuk untuk staf ahli. "Belum perlu renovasi."

Dia menyarankan renovasi dilakukan setelah pergantian anggota Dewan. Justru, kata dia, Dewan harus memprioritaskan perbaikan fasilitas ruangan. “Seperti AC dan peralatan ruangan,” katanya."

Kamis, 13 November 2008

Kunjungan Prodi Jawa 2008 ke Klaten

Prodi Jawa 2008, Universitas Indonesia tanggal 21-23 November 2008 akan mendapat undangan kebesaran dari Pemerintah Kabupaten Klaten, DI Yogyakarta untuk menonton pagelaran wayang kulit semalam suntuk di Pendopo Dalem Pemerintahan Kabupaten Klaten, dengan dalam Ki Suyoko dengan judul "Pandawa Syukur".

Tunggu kehadiran aksi "Jaket Kuning" berikutnya ....

Kamis, 25 September 2008

Kode Tombol Rahasia Ponsel Nokia - Kunci Trik Cara Buka Secret Code Akses pada Ponsel

Berikut ini adalah kunci kode tombol rahasia yang dapat anda jalankan sendiri dengan mengetiknya di keypad hp ponsel anda yang bermerek Nokia baik yang cdma maupun yang gsm.

1. Melihat IMEI (International Mobile Equipment Identity)
Caranya tekan * # 0 6 #

2. Melihat versi software, tanggal pembuatan softwre dan jenis kompresi software
Caranya tekan * # 0 0 0 0 #
Jika tidak berhasil coba pencet * # 9 9 9 9 #

3. Melihat status call waiting
Caranya tekan * # 4 3 #

4. Melihat nomor / nomer private number yang menghubungi ponsel anda
Caranya tekan * # 3 0 #

5. Menampilkan nomer pengalihan telepon all calls
Caranya tekan * # 2 1 #

6. Melihat nomor penelepon pada pengalihan telepon karena tidak anda jawab (call divert on)
Caranya tekan * # 6 1 #

7. Melihat nomor penelepon pada pengalihan telepon karena di luar jangkauan (call divert on)
Caranya tekan * # 6 2 #

8. Melihat nomor penelepon pada pengalihan telepon karena sibuk (call divert on)
Caranya tekan * # 6 7 #

9. Merubah logo operator pada nokia type 3310 dan 3330
Caranya tekan * # 6 7 7 0 5 6 4 6 #

10. Menampilkan status sim clock
Caranya tekan * # 7 4 6 0 2 5 6 2 5 #

11. Berpindah ke profil profile ponsel anda
Caranya tekan tombol power off tanpa ditahan

12. Merubah seting hp nokia ke default atau pabrikan
Caranya tekan * # 7 7 8 0 #

13. Melakukan reset timer ponsel dan skor game ponsel nokia
Caranya tekan * # 7 3 #

14. Melihat status call waiting
Caranya tekan * # 4 3 #

15. Melihat kode pabrik atau factory code
Caranya tekan * # 7 7 6 0 #

16. Menampilkan serial number atau nomer seri hp, tanggal pembuatan, tanggal pembelian, tanggal servis terakhir, transfer user data. Untuk keluar ponsel harus direset kembali.
Caranya tekan * # 92702689 #

17. Melihat kode pengamanan ponsel anda
Caranya tekan * # 2 6 4 0 #

18. Melihat alamat ip perangkat keras bluetooth anda
Caranya tekan * # 2 8 2 0 #

19. Mengaktifkan EFR dengan kualitas suara terbaik namun boros energi batere. Untuk mematikan menggunakan kode yang sama.
Caranya tekan * # 3 3 7 0 #

20. Mengaktifkan EFR dengan kualitas suara terendah namun hemat energi batere. Untuk mematikan menggunakan kode yang sama.
Caranya tekan * # 4 7 2 0 #

21. Menuju isi phone book dengan cepat di handphone nokia
Caranya tekan nomer urut lalu # contoh : 150#

22. Mengalihkan panggilan ke nomor yang dituju untuk semua panggilan
Caranya tekan * * 2 1 * Nomor Tujuan #

23. Mengalihkan panggilan ke nomor yang dituju untuk panggilan yang tidak terjawab
Caranya tekan * * 6 1 * Nomor Tujuan #

24. Mengalihkan panggilan ke nomor yang dituju untuk panggilan ketika telepon hp anda sedang sibuk
Caranya tekan * * 6 7 * Nomor Tujuan #

Keterangan Tambahan :
- Kode diinput tanpa spasi
- Ada kode-kode nokia yang berlaku pada tipe tertentu saja

Senin, 01 September 2008

Bismi Allah (Dalam Nama Allah)

Dari saudara kita yang suatu saat darahnya halal untuk ditumpahkan .... 

GARIS BESAR 

Tulisan ini dengan teliti menyelidiki tentang Allah, Tuhan-nya Islam. Allah adalah pusat agama Islam. Segala tindakan, segala ibadah, segala Jihad, segala penyerangan gelap Islami, segala pertumpahan darah Islami, segala hukum Islam dibuat hanya untuk satu tujuan: menyenangkan hati Allah. 

Siapa sih Allah ini? Dari mana Dia datang? Di manakah Dia hidup sekarang? Apakah kegiatanNya sehari-hari? Bagaimanakah sifatNya? Apakah yang disukai dan tidak disukaiNya? Apakah Allah punya Kantor Pusat? – bagaimanakah bentuk kantor itu? Apakah Allah punya Singgasana? Apakah Allah punya jasmani atau apakah Allah itu makhluk yang amorfus – tanpa bentuk perwujudan apapun – tidak tampak, tidak dapat dikenali, dan tidak akan pernah dapat dimengerti? Ini adalah pertanyaan2 yang terlarang dan termasuk penghujatan. Meskipun begitu, pertanyaan2 menghantui setiap pikiran Muslim sejak pertama kali mereka mendengar nama Allah sampai di saat dia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Tapi dia tidak akan pernah mendapat jawaban2 yang memuaskan pada pertanyaan2 ini. 

Untuk jangka waktu selamanya, Allah tetap akan menjadi tanda tanya besar dalam diri Muslim. Para Islamis selalu menganggap sifat misterius dan sukar diduga Allah ini sebagai intisari Islam. Allah harus tetap sukar untuk dipahami, tidak banyak diketahui. Inilah yang membuat Islam hebat: permainan petak umpet antara Allah dan penyembahNya. 

Tulisan ini mencoba menyingkirkan metode kuno dan irasional untuk mengerti Allah. Hasil yang paling mengejutkan dari penelaahan ini adalah: Allah itu ternyata tidak misterius sama sekali. Dia sama seperti kita semua yang adalah manusia yang hidup dan bernafas! Allah tidaklah misterius; dan Dia pun tidak bersembunyi dari kita semua. Dia hidup bersama Muhammad, tapi Dia tidak mati bersama Muhammad. 

Berdasarkan bukti2 yang tidak dapat disangkal, esai ini akan menyampaikan cerita tentang Allah dan bagaimana Muhammad mengajukan Allah sebagai makhluk untuk disembah – hanya karena dia ingin disembah – dalam nama Allah, sama seperti orang2 pagan menyembah Allah. 


PENDAHULUAN 

Dua kata pertama di setiap Sura dalam Qur’an adalah Bismi Allah (kadang2 ditulis sebagai Bismillah atau Basmallah) yang berarti: Dalam nama Allah. Perkecualian hanyalah di Sura 9 (Sura Baraat or Sura at-Taubat). Alasan mengapa dua kata ini (Bismi Allah) tidak ada di Sura 9 adalah karena Sura ini kelanjutan dari Sura 8 (Jarahan Perang). Dalam penyusunan Qur’an (mungkin di jaman Kalifah Uthman), Sura 9 ini dipisah dari Sura 8. Tiada huruf atau kata2 yang lebih suci daripada kedua kata itu. Dalam aturan bahasa Qur’an, kedua kata ini adalah sangat utama dalam segala ibadah agama. Memang benar, kata Bismi Allah merupakah kata kunci untuk membuka misteri Allah. 

Kata2 Bismi Allah adalah ucapan doa rutin dalam ibadah agama Islam seperti: melakukan sembahyang, perkawinan, makan, minum, membaca, menulis, tidur, bangun, berjalan, duduk, bangkit berdiri, berlari, bermain, buang air kecil, mencium, melakukan persetubuhan, duduk untuk belajar, mengunjungi dokter, siap2 mau berangkat … dan segalanya. Kegiatan2 saat di mana dua kata ini tidak digunakan adalah ketika melakukan pemancungan Islami, membunuh binatang, melakukan perang (Jihad), membersihkan dan berziarah ke kuburan. Kata2 yang digunakan untuk kegiatan2 ini adalah Allahu Akbar. Atas jasa para teroris Islam dan film pemancungan Islami yang mereka sebarkan di Internet, aku tidak perlu lagi menulis banyak2 untuk menjelaskan kata2 ini. Dunia sudah mengartikan kata2 Allahu Akbar ini dengan teror, kejahatan, dan pembunuhan. Anehnya, kata2 Bismi Allah tidak diucapkan dalam Azan. Kita mendengar ucapan Allahu Akbar (3 kali) di awal dan hampir di bagian akhir Azan. 

Kata2 Bismi Allah bukanlah penemuan Muhammad. Kaum pagan Mekah sudah biasa menggunakan dua kata suci ini meskipun tidak terus menerus dalam kebanyakan ibadah agama mereka karena mereka menganggap Allah sebagai Tuhan mereka yang paling utama. Mereka menamakan ibadah agama ini sebagai Tasmiya. Nama ini mungkin berasal dari budaya Yahudi yang menyebut HaShem dan memohon dengan khusuk ketika mereka melafalkan Taurat. Tidaklah jelas siapa yang menemukan kebiasaan ini – tapi jelas bahwa Muhammadlah yang secara luas menetapkan aturan pengucapan Bismi Allah sebagai praktek wajib bagi para Muslim di seluruh dunia. Jika engkau membaca lebih lanjut dalam esai ini, kau akan mengerti mengapa Muhammad mewajibkan untuk mengucapkan Bismi Allah di setiap kegiatan yang sebelumnya kusebut tadi. 

Karena itu, memang penting untuk membedah secara menyeluruh dua kata Bismi Allah yang merupakan akar dari semua kegiatan Islami. Dengan melakukan penelitian secara mendetail, kita akan mengerti jalan pikiran Allah, yang adalah kunci untuk mengerti jalan pikiran Muhammad dan agama Islamnya. Inilah tujuan utama esai ini – untuk menjelaskan Allah yang misterius dan rekannya yang tak terpisahkan Muhammad. 

Para pembaca mungkin mendapati beberapa bagian repetitif (berulang). Ini terjadi karena Qur’an dan Ahadis juga repetitif. Aku mencoba menghindari pengulangan sebisa mungkin, tapi dalam beberapa kasus, hal ini tidak bisa dihindari sama sekali. 


UCAPAN TERIMA KASIH 

Dalam beberapa bulan terakhir, aku menerima banyak e-mail dari para pembaca yang sangat ingin tahu mengapa tiada berita dariku. Aku sangat terpana dengan sikap mereka yang hangat dan penuh peduli, sangat mendukung dan memberi nasehat2 yang baik. Karena itu aku merasa bersikap tidak adil bagi para pembaca ini jika aku tidak mengucapkan rasa terima kasih pada mereka atas kasih sayang dan pengertian yang tulus. Aku tidak pernah menyangka bahwa tulisanku akan dapat menggerakkan perasaan orang. Tadinya kupikir tulisan2ku hanyalah sampah belaka – hanya untuk dibuang di keranjang sampah sejarah. Balasan2 yang kuterima selama ini tadinya adalah e-mail2 penuh kebencian – ratusan banyaknya, penuh ancaman2 untuk membunuhku – hanya karena aku mengutarakan pendapatku. Karena itu, ketika aku membaca e-mail2 dari para pembaca yang sangat bersimpati padaku, perhatian mereka membangkitkan semangat dalam diriku – semangat untuk terus menulis dengan penaku. Aku sangat terharu ketika membaca e-mail2 penuh kasih itu. Beberapa pembaca khawatir akan keselamatanku ketika teroris Islam mengeluarkan fatwa mati untuk membunuh penulis2 pengritik Islam, termasuk diriku. Bagi mereka yang telah mengharapkan diriku selamat, aku ingin mengucapkan terima kasih sebesarnya. Bagi orang2 seperti kalianlah aku ingin menyerahkan seluruh pengabdianku agar anak cucu kita kelak tidak akan lupa hal yang kita perjuangkan saat ini yakni dunia yang bebas dari anarki dan kemunafikan agama. Kalian adalah perwujudan dari keinginan untuk melepaskan dunia dari kesintingan agama. Marilah kita mulai dari “Awal” yakni sifat dasar Allah. 


Allah itu Anthropomorfik (menyerupai manusia) (i) 

Allah itu Nyata 

Muslim seringkali membayangkan Tuhan mereka, Allah, sebagai makhluk yang omnipresent, omnipoten, tak berbentuk, sempurna, selalu terjaga dan mengatur dunia melalui perintah2Nya yang mutlak seperti yang tertulis di kitab suci Qur’an. Menurut banyak apoligis Muslim, tidak ada seorang pun yang memahami sifat dan besarnya Allah. Banyak ilmuwan Muslim terkemuka menulis esai dengan bahasa muluk penuh dengan omong kosong Islami. Tulisan mereka penuh pujian tentang Allah yang tidak dapat dilihat, tidak jelas, dan tidak dapat dimengerti. Banyak Muslim yang mengabdi penuh kepada Allah, sembahyang lima kali sehari, memohon karunia dan ampun dariNya. Apakah arti semua ini? Sudah jelas tampak hal yang bertentangan di sini. Di satu pihak, mereka menyatakan konsep tentang Alah sebagai makhluk yang tidak nyata, tapi sewaktu sembahyang mereka akan menganggap Allah sebagai makhluk yang nyata yang punya mata untuk melihat, kuping untuk mendengar dan punya kualitas tubuh untuk mengabulkan permintaan2 orang yang takwa. Jadi apakah keadaan yang sebenarnya: Allah itu makhluk yang tidak bertubuh, tidak nyata, tidak dapat terlihat, atau Allah itu makhluk yang nyata dan bertubuh? Percaya atau tidak: jika kita mencari sumber2 Islam utama seperti Qur’an, Hadis, Sirah (biografi Muhammad) dan Sharia, kita dapat mengambil satu kesimpulan sederhana yakni Allah itu benar2 nyata, Dia menulis Qur’an dengan tanganNya sendiri dan Dia menurunkan hukum dan anugrahNya dengan tanganNya sendiri. 

Untuk memulainya, ilmuwan Islam yang cemerlang Ali Dashti berpendapat bahwa kebanyakan ilmuwan Islam percaya bahwa seperti manusia, Allah pun punya anggota badan (68:42). Ini berarti: Allah itu anthropomorfik! – lengkap dengan lengan, mata2, kuping2, kaki2, tapak kaki dan tubuh! Dengan mengutip sumber Islam yang akurat dari Abu ‘Amer, Ali Dashti berkata bahwa menurut Islam yang paling awal/asli, Allah punya anggota dan organ2 tubuh seperti manusia. Abu ‘Amer menggunakan ayat 68:42 untuk menerangkan sifat alami Allah. Inilah yang Dashti tulis: 

Abu ‘Amer ol–Qorashi, seorang Moor dari Majorca yang meninggal di Baghdad tahun 1130 menyatakan bahwa kalimat “Tiada apapun yang sama denganNya” di Sura 42:9 (osh–Showra) (di Qur’an terjemahan Yusuf Ali ini adalah ayat 42:11) tidak dapat diartikan secara harafiah dan usaha pengartian harafiah merupakan tindakan penghujatan. Ini berarti, menurut Abu ‘Amer ol–Qorashi, tiada yang menyamai Allah dalam hal ke-Illahi-anNya, karena “Tuhan memiliki anggota2 dan organ2 tubuh sama seperti milikmu dan milikku.” Sebagai bukti bahwa Allah memiliki anggota2 dan organ2 tubuh, Abu ‘Amer ol–Qorashi mengutip pernyataan tentang hukuman akhir di Sura 68 (ol-Qalam) ayat 42: 
“Pada hari Betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa” (Qur’An terjemahan YUSUF ALI: “The day that the Shin shall be laid bare and they shall be summoned to bow in adoration, But they shall not be able”) 
Abu ‘Amer menepuk pahanya dan berkata,”Allah punya kaki2 sama seperti punyaku.” (Dashti, “23 Years” (23 tahun karir kenabian Muhammad), 1994, hal. 158). 

Ya, betul. Allah punya anggota2 dan organ2 tubuh sama seperti kita – manusia, yang Dia ciptakan dengan tanganNya sendiri. Inilah dua ayat yang menegaskan bahwa Allah benar2 anthropomofik: 

Q 42:11 
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. 

Q 68:42 
Pada hari Betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa. 

Ali Dashti melanjutkan: 
Allah adalah anthropomorphik (menyerupai manusia)! Menurut Ghazali, Mutazillites adalah kafir dan penghujat Allah. Allah akan turun dari takhtaNya – kata Ghazali.(Dashti, 1994, p. 157). 

Dengan mengambil sumber dari Imam Ahmad b. Taymiya, salah satu ilmuwan Islam yang paling terkemuka, Dashti lalu menulis bahwa Ibn Taymiya tidak mau mengakui Ghazali yang tidak punya gambaran jelas tentang Allah dan percaya bahwa Allah bukanlah mahkluk yang berjasmani. Ghazali adalah ilmuwan Islam yang paling mashyur, banyak Muslim menganggap karya tulis Ghazali kedua terpenting setelah Qur’an. Ibn Taymiya bahkan menyebut Ghazali sebagai bid’ah. Ibn Taymiya sangat percaya bahwa Allah benar2 anthropomorphik! Allah akan turun dari takhtaNya! 

Dashti menulis: 
Akan tetapi, banyak Muslim yang punya pandangan yang kaku. Orang2 seperti itu hanya menerima interpretasi yang telah ditegaskan oleh Hadis (Qur’an), dan mereka menganggap menggunakan akal dalam memahami masalah2 agama akan menyesatkan dan tidak diperbolehkan. Mereka menerima arti ayat2 Qur’an di atas secara harafiah dan percaya bahwa Allah punya kepala, mulut, mata2, kuping2, lengan2 dan kaki2 sama seperti manusia. Menurut pendapat Abu Ma’mar al–Hodhali (d. 236/850), seorang Imam di Baghdad, setiap orang yang tidak percaya akan ini dianggap kafir. Pendukung paham ini adalah Ahmad b. Hanbal (164/780–241/855) yang juga percaya pengertian yang harafiah. Tokoh paham ini Ahmad b. Taymiya begitu yakinnya sehingga dia menyebut Mo’tazelites kafir dan Ghazali bid’ah. Dalam peristiwa yang terkenal, setelah mengutip Qur’an dalam khotbahnya, Ahmad b. Taymiya berkata pada jemaat sambil turun dari podium Mesjid Besar di Damaskus, “Allah akan turun dari takhtanya sama seperti aku turun dari podium ini.” (Dashti, 1994, p. 157) 

Dashti juga menulis bahwa ilmuwan2 Muslim setuju bahwa Qur’an bukanlah suatu muzizat. Al-Maari menulis sebuah tiruan dari Qur’an. Tulis Dashti: 
Telah diketahui secara umum bahwa penulis puisi Syria yang buta bernama Abu’l ‘Ala ol-Maari (368/979–450/1058 ) menulis Ketab ol-fusul wa’-ghayat, dan hanya sebagian yang masih ada sekarang, sebagai tiruan Qur’an. (Dashti, 1994, p. 48 ).. 

Berikut adalah bukti lain bahwa Allah adalah nyata dan punya kualitas2 manusia (anthropomorphik): Enoch berjalan dengan Allah 19:56-57, 21:85-86 (Tabari, 1988, p. 6.42). Allah berjalan dengan manusa2 (di Surga tentunya) – ini sungguh sukar dipercaya. Tapi lihat apa yang Qur’an katakan! 

Q 19:56 
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quraan. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. 

Q 19:57 
Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. 

Di catatan kaki nomer 55 di volume VI, Tabari menulis: 
Seorang Nabi dinyatakan dalam Qur’an “diangkat ke tempat yang tinggi” oleh Tuhan (19:56 dan 21:85). Dia biasanya disebut dalam Alkitab sebagai Enoch (Akhnukh) yang “berjalan bersama Allah, lalu dia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah” (Kejadian 5:24).” (Tabari, 1988, p. 6.42). 

Ini berarti Allah tentunya punya kaki, seperti manusia, yang bisa berjalan dengan manusia seperti Nabi Enoch (Idris). 

Bukti lain bahwa Tuhan Islam yakni Allah adalah makhluk yang hidup dan melakukan kegiatanNya sehari-hari bagaikan makhluk2 lain dapat terlihat di sebuah Hadis. Di Hadis Sahih Bukhari kita baca: 
Orang2 biasa menyembah Muhammad sampai dia mati, lalu Abu Bakr menyatakan bahwa Muhammad sudah mati tapi jika orang2 menyembah Allah maka Allah itu hidup … (Sahih Bukhari, 5.59.733) 

Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 59, Number 733: 
Dikisahkan oleh 'Aisha: 
Abu Bakr datang dari rumahnya ke As-Sunh dengan mengendarai seekor kuda. Dia turun dari kudanya dan masuk ke dalam Mesjid, tapi dia tidak bicara dengan orang2 sampai dia bertemu ‘Aisha dan langsung menuju Rasul Allah yang ditutupi oleh kain Hibra (serupa dengan kain Yemeni). Dia menyingkapkan kain yang menutupi wajah sang Nabi dan sujud di hadapannya dan menciumnya dan menangis, katanya, “Biarlah ayahku dan ibuku dikorbankan bagimu. Demi Allah, Allah tidak akan membuatmu mati dua kali. Karena kematian telah disiratkan bagimu, telah terjadi atasmu.” 
Dikisahkan oleh Ibn ‘Abbas: Abu Bakr ke luar ketika Umar bin Al-Khattab sedang bicara dengan orang2. Abu Bakr berkata, “Duduklah, wahai ‘Umar!” Tapi ‘Umar tidak mau duduk. Karena itu orang2 datang kepada Abu Bakr dan meninggalkan Umar. Abu Bakr berkata, “Untuk melanjutkan, jika diantara dari kalian semua biasa menyembah Muhammad, maka Muhammad mati, tapi jika (setiap orang diantara) kamu biasa menyembah Allah, maka Allah itu HIDUP dan TIDAK AKAN PERNAH MATI. Allah berkata -- “Muhammad tidaklah lebih daripada seorang Rasul, dan memang (banyak) rasul2 telah mati sebelum dia (sampai akhir ayat) … Allah akan menganugerahi mereka yang bersyukur” (3:144) Demi Allah, tampaknya seperti orang2 belum pernah tahu bahwa Allah telah menyatakan Ayat ini sebelumnya sampai Abu Bakr melafalkannya dan semua orang menerimanya dari dia, dan aku dengan setiap orang melafalkannya setelah itu. 
Dikisahkan oleh Az-Zuhri: Said bin Al-Musaiyab mengatakan padaku bahwa ‘Umar berkata, “Demi Allah, ketika aku mendengar Abu Bakr melafalkan itu, kakiku tidak kuat menunjangkku dan aku jatuh pada saat mendengar dia melafalkannya, mengumumkan bahwa sang Nabi telah mati.” 

Qur’an juga menyatakan bahwa Allah adalah makhluk yang hidup – sama seperti makhluk2 lain. Ini ayatnya: 
Q 20:11 
Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman. 

Satu kisah yang membuat orang paling ber-tanya2 adalah kisah Muhammad yang melakukan perjalanan sejenak dari tempat dia tidur di kamar tidur Umm Hani (saudara sepupu Muhammad) ke mesjid di Jerusalem bernama Bait al-Maqdis dan lalu ke surga untuk bertemu dengan Allah (kisah ini tentu dipertanyakan kebenarannya karena tiada satu pun mesjid yang ada di Yerusalem ketika Muhammad masih hidup). Ibn Sa’d menulis di malam perjalanan ini terjadi, Muhammad pergi ke rumah Umm Hani, melakukan sembahyang isha (sembahyang malam hari) dengannya, naik Buraq yakni makhluk separuh kuda separuh malaikat dan lalu berangkat terbang ke Yerusalem. Dari sana Muhammad dan buraq terbang (di versi lain naik tangga yang tinggi) ke surga untuk bertemu Allah. (Ibn Sa’d, 1.248 ). 

Kita mungkin tertawa mendengar perjalanan khayalan ini yang mestinya dikarang orang yang sedang berada di bawah pengaruh obat bius. Tapi lihat apa yang ditulis sumber utama Islam lain. Sahih Bukhari menulis: 
Perjalanan malam hari ke Bait ul-Maqdis (Isra) merupakan pemandangan yang nyata dan bukan mimpi (berhubungan dengan ayat 17:60) …. (Sahih Bukhari, 5.58.228 ). 
Hadis ini panjang, dan kukutip bagian yang sesuai: 
Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 58, Number 228: 
Dikisahkan oleh Ibn ‘Abbas: 
Mengenai Pernyataan Allah” ……………………………………… 
(terjemahan Yusuf Ali: "And We granted the vision (Ascension to the heavens) which We made you see (as an actual eye witness) was only made as a trial for the people." (17.60)) “Dan penglihatan (naik ke surga) yang Kami karuniakan sehingga kau melihat (sebagai saksi mata yang sebenarnya) hanya dibuat sebagai ujian bagi manusia.” (17:60) 

Ibn Abbas menambahkan: penglihatan yang ditujunjukkan kepada Rasul Allah di Perjalanan Malam ketika dia dibawa ke Bait-ul Maqdis (yakni Yerusalem) merupakan penglihatan nyata (bukan mimpi). Dan pohon yang terkutuk dalam ayat itu adalah pohon Zaqqum sendiri. Ayat 17:60 disebutkan dalam Hadis Sahih Bukhari. 

Q 17:60 
Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. 

Kedua sumber (Qur’an dan Sahih Bukhari) ini membuktikan bahwa Allah memang nyata dan Dia benar2 menghuni surga. Kalau Allah memang ada di mana2 seperti yang dipercayai banyak Muslim, tidaklah perlu bagi Muhammad untuk melakukan perjalanan ini. Seharusnya Allah dapat dengan mudah saja menjelma dalam bentuk apapun dan bicara langsung pada Muhammad. Allah tentunya dapat melakukan ini seketika. Jadi mengapa Dia harus menghabiskan waktu dan tenaga untuk kirim buraq kepada Muhammad hanya karena ingin bicara dengannya? 
Karena itu, kita dapat dengan jelas mengambil kesimpulan bahwa Allah itu nyata. Dia punya jasad fisik dan punya tempat tinggal. 


Allah berbentuk seperti manusia, Dia tampak mirip dengan Adam. 

Muhammad menemui banyak kesulitan menjelaskan para pengikutnya Arab Bedouin yang buta huruf, tidak banyak pengetahuan dan gampang ditipu tentang konsep Allah buatannya sendiri. Masyarakat gurun pasir ini selalu menghubungkan konsep tuhan atau dewa dengan makhluk berjasad. Jadi, ketika Muhammad memperkenalkan faham satu Tuhan yang tidak dapat dilihat, mereka sangat bingung dan mempertanyakan kewarasannya, karena tidak seorang pun yang telah melihat Allah (meskipun mereka pun percaya akan dewa tertinggi yang mereka panggil sebagai Allah pula). Karena itu, Muhammad harus menghubungkan Allah-nya dengan makhluk2 hidup, dan apa yang lebih baik daripada menghubungkan wujud Allah dengan manusia pertama yang asli yakni Adam? Dia memberitahu para pengikutnya bahwa Allah memang benar2 tampak seperti Adam. Ini Hadis dari Sahih Bukhari: 
Adam berbentuk persis seperti Allah; Adam tingginya 60 kubik (30 m). ...(Sahih Bukhari, 8.74.246) 

Hadis Sahih Bukhari, Volume 8, Book 74, Number 246: 
Dikisahkan oleh Abu Huraira: 
Allah menciptakan Adam dari wujud dan bentukNya sendiri [/size](yang sempurna), [/b]60 kubik (kira2 30 meter) tinginya. Ketika Dia menciptakan Adam, Dia berkata (padanya), "Pergilah dan sapalah kelompok malaikat yang duduk di sana, dan dengarkan apa yang mereka katakan sebagai jawaban bagimu, karena itulah yang akan menjadi sapaanmu dan sapaan bagi anak2mu." Adam (pergi dan berkata, "Salamu alaikum (Damai bagimu)." Mereka menjawab, "AsSalamu-'Alaika wa Rahmatullah (Damai dan Pengampunan Allah bagimu)." Sang Nabi menambahkan "Jadi siapapun yang masuk Surga, akan berwujud dan berbentuk seperti Adam. Sejak itulah penciptaan (anak2) Adam (yang ukuran tingginya dikurangi terus) sampai pada masa kini." 

Di Sahih Muslim kita baca: 
Adam adalah imej (gambar-diri) Allah …. (Sahih Muslim, 32.6325) 

Hadis Sahih Muslim, Book 032, Number 6325: 
Hadis ini telah disampaikan berdasarkan ijin dari Abu Huraira dan dalam Hadis yang disampaikan atas ijin dari Ibn Hatim dinyatakan bahwa Rasul Allah dikabarkan telah berkata: Jika salah seorang dari kamu berkelahi dengan saudara lakinya, dia tidak boleh memukul mukanya karena Allah menciptakan Adam berdasarkan rupaNya sendiri. 

Agar tidak malu, dalam versi cetak Sahih Muslim, penerjemah Sahih Muslim dan ilmuwan Islam bernama ‘Abdul Hamid Siddiqi menulis di catatan kaki keterangan yang membingungkan yang hanya menunjukkan kebingungan mereka tentang konsep Allah yang diciptakan Muhammad. Ilmuwan Islam terkemuka ‘Abdul Hamid Siddiqi menulis: 
Kami telah menerjemahkan Surathi sebagai gambar-diriNya dan bukannya bentukNya karena Allah tidak memiliki bentuk dan wujud yang pasti. Kata2 yang menyatakan bahwa Allah menciptakan Adam dari gambar-diriNya sendiri tidak berarti bahwa dia tidak diciptakan dari gambar-diriNya atau bentukNya, karena makhluk yang terbatas tidak dapat dibentuk dari pola makhluk yang Tak Terbatas. Kata2 “gambar-diriNya” digunakan untuk memberi pengertian akan seorang manusia yang terhormat dan dia menjadi ciptaanNya yang tertinggi dan termulia dan duta Allah di dunia. 
Menurut beberapa ahli Islam, kata “nya” bukanlah untuk Tuhan, tapi untuk seseorang yang telah dipukuli mukanya. 
Menurut penjelasan ini, seharusnya terjemahan kalimat itu berbunyi demikian: Karena Allah telah menciptakan Adam dalam bentuknya (bentuk di mana orang yang dipukul itu juga diciptakan). Karena itu setiap orang tidak boleh memukul muka karena muka ini adalah replika wajah Adam. (Sahih Muslim, 2004, p. 4.1660, foot note 2872). 

Perhatikan bahwa sang penerjemah mengarang konsep Allah versinya sendiri, yang jelas bertentangan dengan pengertian Qur’an akan Allah dan ahadis di Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Sudah jelas bahwa Professor ‘Abdul Hamid sama bingungnya seperti masyarakat Bedouin di jaman Muhammad! 

Allah menyadari ketelanjangan Adam dan Hawa. (Ibn Sa’d, hal. 1.22). 
Ya, Allah merasa malu melihat Adam telanjang. Karena Allah tampak serupa seperti Adam, Dia memang seharusnya merasa malu. Allah mestinya tidak pernah telanjang. Jadi, Dia memerintahkan Adam dan Hawa untuk berpakaian yang sopan. 

Akan hal ini, Ibn Sa’d menulis: 
Ketika Allah melihat ketelanjangan Adam dan Hawa, Dia memerintahkannya untuk menjagal seekor domba jantan dari 8 pasangan domba yang Allah turunkan dari surga2. Jadi Adam mengambil domba jantan itu dan menjagalnya. Lalu dia mengambil kulitnya yang dibentangkan oleh Hawa. Lalu Adam dan Hawa menganyamnya. Adam merajut bahan pakaian bagi dirinya sendiri dan sebuah pakaian longgar dan penutup kepala bagi Hawa. Keduanya mengenakan pakaian dari bahan pakaian yang mereka miliki dan bertemu di saat Jam’a dan karenanya hari itu dinamakan jam’a. Mereka mengenali satu sama lain pada saat ‘arafah dan lalu tempat itu dinamakan ‘Arafah. 


Allah punya tangan2, kaki2 dan kuping2 tapi para berhala tidak punya. 

Dari penelaahan sebelumnya, sudah tampak jelas bahwa Allahnya Muhammad memang benar berbentuk seperti manusia biasa. Karena Allah tampak seperti manusia biasa, maka masuk akal kalau Allah tentunya punya tubuh yang serupa seperti manusia biasa. Maka dari itu, dalam Qur’an kita baca bahwa Allah punya mata2 dan kuping2 … (Q 42:11) 

Q 42:11 
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. 

Allah punya tangan2; Dia menciptakan Adam dengan tanganNya sendiri (38:75, 48:10). 

Q 38:75 
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?" 

Q 48:10 
Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar. 

Dalam memberi pendapat tentang kedua ayat di atas, penerjemah Sahih Bukhari, Dr. Muhammad Muhsin Khan menulis bahwa kedua ayat tersebut menyatakan dengan tegas kedua tangan Allah, tapi tiada yang serupa dengan tangan Allah. Para pembaca mungkin bingung dengan keterangan yang berbelit-belit itu, tapi tunggu sebentar, Dr. Muhsin lalu menulis: 
Ini bukannya seperti yang sebagian orang duga bahwa Allah berada di mana2 – di sini, di sana dan bahkan dalam dada manusia (Khan, 1994, p. 1067). 

Dr. Muhsin Khan telah membenarkan apa yang kutulis sebelumnya bahwa Allah itu anthropomorfik dan Dia punya tempat tinggal yang tetap. 

Di dalam Sahih Bukhari kita baca bahwa Allah memang punya tangan2 jasmaniah. Tapi tangannya begitu besar sehingga Dia dapat menggenggam seluruh bumi dalam satu tanganNya. Mungkin besarnya ukuran tangan Allah inilah yang disebut sebagai perbedaan menurut Dr. Muhsin Khan ketika dia mengatakan bahwa Allah punya tangan2 tapi tidak ada yang serupa dengan tangan Allah. Mari kita baca Hadis ini. 
Allah akan menggenggam seluruh bumi dan menggulung semua surga dalam tangan kananNya … ...(Sahih Bukhari, 6.60.336) 

Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 336: 
Dikisahkan oleh Abu Huraira: 
Aku mendengar Rasul Allah berkata, “Allah akan menggenggam seluruh bumi, dan menggulung semua surga di dalam tangan KananNya, dan Dia akan berkata,’Akulah Raja, di manakah raja2 bumi?’” 

Allah punya tapak kaki yang besar. Dia meletakkan tapak kakiNya di atas neraka. Iya, betul. Sewaktu memberi tanggapan akan Q 50:30, Sahih Bukhari berkata persis seperti itu. Mari kita lihat ayat Q 50:30. 

Q 50:30 
YUSUF ALI: Suatu Hari Kami akan bertanya pada Neraka,”Apakah kau sudah penuh?” Ia menjawab,”Apakah masih ada tambahan lagi (yang datang)?” 

Ini Hadisnya: 
Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 371: 
Dikisahkan oleh Anas: 
Sang Nabi berkata,”Orang2 akan dilemparkan ke dalam Api (Neraka) dan ia akan berkata: “Apakah masih ada tambahan lagi (yang datang)?” (50:30) sampai Alah meletakkan Tapak KakiNya di atasnya dan ia akan berkata,’Qati! Qati (Cukup! Cukup!)’” 

Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 373: 
Dikisahkan oleh Abu Huraira: 
Sang Nabi berkata, “Surga dan Api (Neraka) bersilat lidah, dan Api (Neraka) berkata, “Aku telah diberi kehormatan untuk menerima orang2 yang sombong dan para penindas.’ Surga berkata,”Apa yang salah pada diriku? Mengapa hanya orang2 yang lemah dan rendah hati saja yang masuk ke dalamku?” Mendengar itu, Allah berkata kepada Surga: ‘Engkau adalah Belas KasihanKu yang Aku karuniakan kepada siapapun yang Kuinginkan dari pembantu2ku.’ Lalu Allah memganggil Api (Neraka), ‘Kau adalah (wujud) hukumanku yang kuterapkan kepada siapapun Kuinginkan dari budak2ku. Bagi Api (Neraka), ia tidak akan penuh sampai Allah meletakkan Tapak KakiNya di atasnya dan ia lalu akan berkata, ‘Qati! Qati’ Pada saat itulah ia akan penuh, dan bagian2nya yang berbeda akan bergerak berdekatan satu sama lain, dan Allah tidak akan salah akan ciptaanNya. Perihal Surga, Allah akan menciptakan ciptaan baru untuk memenuhinya.” 

Inilah dua Ahadis serupa dari Sahih Muslim. 
Allah akan meletakkan tapak kakinya di atas neraka ketika neraka penuh dengan orang2 berdosa. …..(Sahih Muslim, 40.6823, 6825). 

Hadis Sahih Muslim, Book 040, Number 6823: 
Anas b. Malik melaporkan bahwa Rasul Allah berkata bahwa Neraka akan terus menerus berkata: Apakah ada tambahan lagi, sampai Allah, yang Maha Kuasa dan Mulia, meletakkan tapak kakiNya di atasnya dan ia akan berkata: Cukup, cukup, demi KemuliaanMu, dan beberapa bagiannya akan bergerak mendekat satu sama lain. 

Hadis Sahih Muslim, Book 040, Number 6825: 
'Abd al-Wahhab b. Ata' melaporkan dalam hubungan dengan firman Allah, Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia: Kami akan berkata pada Neraka di Hari Kebangkitan: Apakah kau telah benar2 penuh? dan neraka akan berkata: Apakah masih ada tambahan lagi? Dan dia menyatakan atas ijin Anas b. Malik bahwa Rasu Allah berkata: (Orang2 berdosa) akan dibuang ke dalamnya dan ia (neraka) akan terus menerus berkata: Apakah masih ada tambahan lagi, sampai Allah, Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia, akan meletakkan kakiNya di atasnya dan beberapa bagian dari neraka akan bergerak mendekat bagian lainnya dan neraka akan berkata: Cukup, cukup, demi KemuliaanMu dan demi KehormatanMu, dan akan terdapat tempat yang cukup di Surga sampai Allah membuat ciptaan baru dan Dia akan membuat mereka tinggal di tempat yang tersisa di Surga. 

Bahkan penerjemah Qur’an dan Sahih Bukhari yakni Drs al–Hilali dan Muhammad Muhsin Khan, yang menyertakan isi Hadis ini di catatan kaki mengakui sifat jasmani kaki Allah (Hilali and Khan, 1999, The Noble Qur’an, p. 679, foot note 1). Karena merasa malu akan Ahadis yang begitu konyol, kisah isapan jempol, banyak ilmuwan Islam masa kini yang membelokkan isi Ahadis ini dan menyatakan bahwa sebutan anggota tubuh Allah hanyalah sebagai kiasan saja. Inilah komentar dari ahli Hadis terkemuka Professor ‘Abdul Hamid Siddiqi: 
Tangan di sini tidak diartikan secara harafiah, tapi sebagai arti kiasan. 
(Siddiqi. 2004, p. 1.151, footnote 388 ) 

Di Qur’an 35:41 kita baca bahwa Allah menahan langit dan bumi kuat2 agar keduanya tidak pindah dari tempat mereka; hanya Allah yang dapat menjamin surga dan bumi tetap ada. Ayat ini jelas menggambarkan besarnya ukuran tangan Allah dan sifat keperkasaan Allah begitu rupa sehingga hanya Allah saja yang secara fisik kuat untuk menahan bumi di posisinya yang sama. 

Q 35:41 
Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. 

Allah memang punya kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat. Ini hadisnya dari Sunaan Abu Dawud: 
Sunaan Abu Dawud, Vol. III, Hadith Number 4710 
Abu Yunus Sulaim b. Jubair, yang merupakan nasabah Abu Hurairah, berkata: Aku mendengar Abu Hurairah melafalkan ayat ini (4:58 ): “Allah memang memerintahkanmu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” … sampai pada “Karena Allah adalah Dia yang mendengar dan melihat segalanya. Dia berkata: Aku melihat Rasul Allah meletakkan jempolnya di telinganya dan jarinya di atas matanya. 
Abu Huraira berkata: Aku melihat Rasul Allah melafalkan ayat ini dan meletakkan jari2nya. Ibn Yunus berkata bahwa al-Muqri berkata: “Allah mendengar dan melihat” berarti Allah punya kekuatan untuk mendengar dan melihat. 

Seperti biasa, karena malu akan hadis yang konyol ini, penerjemah Sunaan Abu Dawud, Professor Ahmad Hasan, dalam sebuah catatan kakinya dengan keras menyangkal adanya anggota2 badan Allah secara fisik seperti telinga2 dan mata2. Dia lebih memilih menyalahkan kebodohan kaum Jahiliya atas adanya pengertian Allah punya jasmani. Di catatan kaki itu dia menulis: 
Kaum Jahmiyyah tidak percaya akan sifat2 Illahi. Tradisi (hadis) ini menyangkal pandangan mereka. Allah tidak punya organ2 tubuh untuk mendengar dan melihat seperti telinga2 dan mata2, tapi yang dinyatakan adalah kemampuanNya untuk mendengar dan melihat. (Hasan, 2001, p. 3.1324, foot note 4121). 

Sudah jelas bahwa Professor Hasan berbohong untuk memaksakan pendapat pribadinya terhadap para pembaca yang kurang cermat. 

Marilah kita membaca apa yang Hadis Tirmidhi katakan tentang jari Allah. Muhammad Taqi-uddin Al-Hilali and Dr Muhammad Muhsin Khan memberi komentar ayat Q 7:143 yang membicarakan tentang percakapan Allah dengan Musa. Ayatnya sebagai berikut: 

Q 7:143 
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". 

Inilah komentar dari kedua ahli Islam yang terkemuka itu: 
Kemunculan Allah di gunung merupakan sebagian kecil saja dari diriNya. Kira2 sama besarnya dengan ujung jari kelingking seperti yang diterangkan oleh sang Nabi ketika dia melafalkan ayat ini (Hadis ini dikutip oleh At-Tirmidhi) (Hilali and Khan, 196, p. 225, foot note 1). 

Muhammad begitu yakin akan sifat anthropomorfik Allah sehingga dia bahkan membandingkan anggota2 tubuh para berhala bangsa Arab pagan dengan anggota2 tubuh milik Allah. Dengan mengejek berhala2 masyarakat Bedouin yang polytheis, Muhammad mengatakan kepada mereka bahwa anggota2 tubuh berhala2 mereka tiada gunanya, sedangkan lengan2, mata2, dan kaki2 Allah benar2 nyata dan berfungsi. Marilah kita lihat ayat 7:194-196 dari Qur’an: 

Q 7:194 
Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. 

Q 7:195 
Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras, atau mempunyai mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku tanpa memberi tangguh (kepada-ku)". 

Q 7:196 
Sesungguhnya pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh. 

Muhammad tetap menyatakan bahwa Allah itu memang nyata, dan ini berarti Allah memang punya anggota2 jasmani. Untuk memperkuat pernyataannya, Muhammad membandingkan mata Dajjal (anti Kristus) dengan mata Allah. Dia berkata bahwa Dajjal bermata satu, tapi Allah tidak bermata satu. Inilah Hadisnya dari Sahih Bukhari: 
Dajjal bermata satu tapi Allah tidak ….. (Sahih Bukhari, 4.55.553) 

Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 55, Number 553: 
Dikisahkan oleh Ibn Umar: 
Pada suatu waktu Rasul Allah berdiri diantara orang2, memuji dan memuliakan Allah karena memang Dia berhak dan lalu menyatakan tentang Dajjal katanya, “Aku peringatkan kalian mengenai dia (Dajjal) dan tiada nabi manapun yang tidak memperingatkan negaranya tentang dia. Sudah pasti, Nuh memperingatkan negaranya tentang dia tapi aku akan katakan padamu tentang dia yang mana belum ada seorang nabi pun yang telah mengatakan pada masyarakatnya sebelum aku. Kau harus tahu bahwa dia bermata satu, dan Allah tidak bermata satu.” 

Sahih Muslim menulis bahwa Allah tidak tuli, Dia dapat bicara dan mendengar dan Dia benar2 merupakan satu sosok dengan keseluruhan jasmani atau lebih tepatnya, sama seperti manusia. Marilah kita baca hadis ini dari Sahih Muslim: 
Allah tidaklah tuli atau tidak hadir; harta karun Surga melafalkan ‘tiada yang seperkasa dan sekuat Allah’ …(Sahih Muslim, 35.6528 ) 

Hadis Sahih Muslim, Book 035, Number 6528: 
Abu Musa melaporkan bahwa dia (dan rekan2nya yang lain) mendaki sebuah bukit kecil bersama Rasul Allah dan ketika semua orang sudah mendaki ke atas, dia mengumumkan (dengan suara keras): “Tiada tuhan selain Allah, Allah adalah yang Terbesar.” Setelah itu Rasul Allah berkata: “Sesungguhnya, kalian tidak memohon kepada Dia Yang tuli atau tidak hadir. Dia berkata: Abu Musa atau Abdullah b. Qais, tidakkah aku harus menunjukkan padamu kata2 (yang membentuk) harta karun Surga? Aku berkata: “Rasul Allah, apakah kata2 itu? Dia menjawab: “Tiada yang seperkasa dan sekuat Allah.” 

Allah akan berjabatan tangan. Iya, betul. Allah memang punya tangan untuk bersalaman dengan umatNya yang setia. Ini hadis dari Sunann ibn Majah: 
Sunaan ibn Majah, Vol. I Hadith Nnumber 104: 
‘Ubayy b. Ka’b melaporkan bahwa Rasul Allah berkata, “Orang pertama yang akan Allah salami (di Hari Penghakiman) adalah ‘Umar dan dia akan jadi orang pertama yang akan disapa Allah (dengan berkata: Assalamu ‘alaika) dan dia akan jadi orang pertama yang memegang tanganNya dan dibimbing ke dalam Surga. 
Menurut Al-Zawa’id, isnad hadis ini daif (cacat). Ini terdapat di dalamnya. Dawud b. ‘Ata al?Madani dan ilmuwan2 lainnya sepakat bahwa hadis ini du’f (lemah). Penyampai2 kisah yang lain dapat dipercaya dan jelas. As-Suyuti berkata, “Hafiz ‘Imad ud-Din b. Kathir dalam Jami al-Masanid telah berkata: Hadis ini sangat munkar (tidak sesuai) dan mendekati hadis maudu (karangan belaka). 

Jika kau heran tentang isi paragraf kedua hadis di atas, inilah keterangannya. Menurut Ibn Majah, seseorang bernama Dawud b. ‘Ata al-Madani, yang adalah salah satu penyampai2 isi hadis ini, bukanlah seorang yang sangat dapat dipercaya. Penyampai2 isi hadis ini yang lain dapat dipercaya dan tulisan dalam hadis ini dapat diterima, meskipun lemah. Pendapat yang lain menyatakan bahwa mungkin hadis ini hasil karangan orang belaka. 

Intinya adalah: meskipun hadis ini mungkin saja lemah dan kontroversial, tiada alasan kuat untuk menolak hadis ini, atau menganggapnya sebagai palsu. Andaikata pun isinya kontroversial dan merupakan hadis lemah, hal ini bukan berarti bahwa hadis tersebut adalah karangan belaka. 

Ini bukti lain dari Qur’an bahwa Allah memang punya mata jasmani untuk melihat apa yang RasulNya sedang lakukan. Malah Allah menyuruh Nuh untuk membangun bahtera langsung di hadapan mataNya. Seelah memeriksa tugas Nuh, Allah menjamin untuk melenyapkan semua pelaku dosa. 

Inilah ayat Q 11:36-37 
Q 11:36 
YUSUFALI: Dan diwahyukan kepada Nuh: "Tiada seorangpun dari kaummu yang akan percaya kecuali mereka yang telah percaya! Karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. 

Q 11:37 
YUSUFALI: "Tapi buatlah sebuah Bahtera di bawah mata2 Kami dan petunjuk Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan

Minggu, 31 Agustus 2008

1 Ramadhan 1429H, Dewan Masjid Indonesia Tunggu Sidang Itsbat

Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengimbau umat Islam Indonesia menunggu keputusan pemerintah dalam penetapan 1 Ramadhan 1429 Hijriyah, melalui sidang itsbat yang dilaksanakan 31 Agustus mendatang.

"Kita tunggu hasil sidang itsbat, " kata Ketua Umum Pengurus Pusat DMI KH Dr Tarmizi Taher, di sela-sela sosialisasi SKB tiga menteri tentang Ahmadiyah dan SKB Pendirian Rumah Ibadah bagi mubaligh dan mubalighot, di Jakarta, Selasa (26/8).

Sebelumnya, Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni menegaskan, awal Ramadhan akan diputuskan sesuai dengan hasil sidang isbat. Sidang ini, akan diikuti anggota Badan Hisab dan Rukyat, perwakilan ormas-ormas Islam serta diikuti Departemen Komunikasi dan Informatika.

Ketua Umum DMI juga mengimbau, umat Islam memasuki bulan suci Ramadhan dengan semangat yang tinggi, sehingga dapat membuahkan hasil yang bermanfaat dengan memperoleh rahmat dan ampunan Allah.

Lebih lanjut Tarmizi mengatakan, ibadah puasa bagi kaum muslim memiliki keistimewaan tersendiri, di antaranya sebagai pembersihan jiwa dari segala dosa yang pernah dilakukan, sehingga setelah Hari Raya Idul Fitri diharapkan setiap muslim bisa menjadi suci (fitrah).

Meski puasa sebagai ajang pelatihan pembersihan jiwa dari berbagai dosa dan kesalahan bagi kaum muslim, namun Rasulullah SAW telah mengingatkan umat dalam sabdanya, "Banyak orang berpuasa yang tidak mendapat apa-apa, kecuali lapar dan haus."

Mengenai kelompok Ahmadiyah, Tarmizi menegaskan, pengikut aliran ini harus dibina secara intensif sebagaimana tertuang dalam diktum SKB tiga menteri. "Masalah pembinaan itu urusan pemerintah, " ujar mantan Menteri Agama ini.

Dalam diktum keenam SKB yang ditandatangani Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung, 9 Juni 2008 lalu disebutkan, memerintahkan kepada aparat pemerintah dan pemerintah daerah untuk melakukan langkah-langkah pembinaan dalam rangka pengamanan dan pengawasan pelaksanaan keputusan bersama ini.

Sementara itu Kepala Badan Litbang dan Diklat Depag Prof Dr Atho Mudzhar menjelaskan, pembinaan dilakukan oleh pemerintah terhadap kegiatan organisasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang diarahkan untuk menghentikan perbuatan atau kegiatan seperti pidato, ceramah, khutbah, pengajian, pembaiatan, seminar, lokakarya dan kegiatan lainnya yang mengandung muatan dan dimaksudkan untuk penyebaran faham yang mengakui adanya nabi dan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad Saw.

"Apabila peringatan dan perintah untuk menghentikan penyebaran sebagaimana disebutkan dalam SKB tidak dilaksanakan, maka dapat dikenai sanksi, " ujarnya.

Atho menambahkan sanksi itu adalah sanksi pidana yang terkait dengan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama, sebagaimana diatur dalam pasal 1 jo pasal 3 Undang-Undang Nomor 1/ PnPs/ 1965. 

Sabtu, 30 Agustus 2008

Tak Pernah Ada Demokrasi di AS

Penulis esei asal AS, Gore Vidal mengatakan, klaim AS bahwa mereka sedang menerapkan demokrasi untuk membuat dunia lebih aman, cuma omong kosong belaka. Karena di AS sendiri, kata Vidal, tidak ada demokrasi.

Dalam wawancara dengan televisi Iran Press TV, Vidal menyatakan bahwa AS tidak pernah punya demokrasi dan kata demokrasi tidak pernah digunakan dalam konsitusi, Bill of Rights maupun dalam Deklarasi Kemerdekaan Negeri Paman Sam itu.

Menurut Vidal, Amerika sebenarnya sudah jatuh ke sekumpulan orang yang hanya hanya peduli untuk menjadi yang paling dominan di dunia dan mendapatkan uang dari pajak-pajak yang dibayarkan oleh rakyat AS, dengan cara mengobarkan perang.

Penulis esei yang cukup disegani di AS itu menilai, konvensi nasional Partai Demokrat sebenarnya simbol dari jatuhnya sebuah imperium yang dibalut oleh kampanye-kampanye, yang tidal lebih sebagai hiburan mahal belaka. AS sekarang ini, kata Vidal, terlibat dalam berbagai peperangan yang berlebihan dan tidak punya anggaran lagi untuk membiayai perang-perang itu.

Vidal juga mengatakan, AS kemungkinan besar akan terlibat perang baru dengan Iran, jika yang terpilih menjadi presiden AS adalah John McCain, orang yang oleh Vidal disebut sebagai orang yang memang menginginkan perang itu terjadi. 

Kamis, 28 Agustus 2008

Polemik UMB & SNMPTN : Elite yang Bertikai, Masyarakat yang Terbengkalai...

Berbicara mengenai pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi tidak hanya berbicara mengenai Biayanya yang terjangkau, dan kualitasnya yang baik. Setidaknya ada point ketiga yang tidak kalah pentingnya, yakni aksesisbilatasnya. Di sini kita berbicara mengenai kemudahan mengikuti proses penyeleksiannya yang murah, nyaman, dan tidak berbelit-belit tanpa perlu kehilangan kualitas parameter penyeleksiannya (kualitas soalnya).

Konflik yang terjadi antara beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia dengan Perhimpunan Panitia SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) beberapa bulan yang lalu rupanya belum sepenuhnya selesai. Pertemuan di Bali yang difasilitasi oleh Departemen Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) yang dalam hal ini diwakili oleh dirjen Dikti (Pendidikan Tinggi) Faslih Djalal, rupanya belum benar-benar membuahkan solusi yang memuaskan semua pihak. Bahkan berpotensi menjadi masalah yang lebih besar lagi jika tidak diseleseaikan secara bijak.

Ambiguitas pemicu Konflik

Konflik ini, berdasarkan berita yang dimuat di KOMPAS (13 Maret 2008) diawali dari kekhawatiran sebagian besar Rektor PTN (41 PTN) peserta SPMB terhadap sistem keuangan SPMB yang sudah bertahun-tahun menerapkan system non PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Padahal, menurut persatuan PTN-PTN yang dikoordinatori oleh UNAIR (Universitas Airlangga, Surabaya) tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan no.115 tahun 2001 pemerintah telah memasukkan sektor pendidikan, khususnya penyelenggaraan ujian masuk ke Perguruan Tinggi negeri ke dalam PNBP.

PTN-PTN tersebut sebenarnya lebih memilih agar SPMB dimasukkan sebagai non PNBP karena penyelenggaraannya yang selama ini tidak meilbatkan Pemerintah secara langsung. Sehingga pengelolaan keuangannya dianggap wajar jika dilakukan secara swa kelola. Seperti yang diungkapkan Rektor UNAIR, Fasichulisan kepada detiksurabaya. com. Namun tampaknya keberanian PTN-PTN tersebut masih kurang untuk menuntut pemerintah mengubah peraturan dan memasukkan SPMB ke dalam non PNBP. Selain itu BPK yang saat ini sedang giat-giatnya “mencari mangsa” membuat para Rektor itu semakin khawatir akan adanya anggapan penyelewengan secara berjamaah selama bertahun-tahun ini.

Jikalau memang hanya karena perbedaan pemahaman terhadap SK Menkeu tersebut yang menjadi satu-satunya alasan keluarnya 41 PTN tersebut dari SPMB, nampaknya ada yang janggal dalam hal ini. Meskipun hal tersebut memang cukup beralasan. Pasalnya , SK tersebut telah lahir sejak 7 tahun yang lalu, dan selama itu pula SPMB telah terselenggara dengan lancarnya. Agaknya aneh jika hal ini disadari dan diributkan baru-baru ini saja. Bukankah dari awal seluruh PTN yang tergabung dalam SPMB telah bersepakat untuk menyelenggarakan ujian masuk yang bersifat swa kelola dengan membentuk organisasi tetap yang berpusat di Jakarta ?

Ada dua alasan lainnya yang menurut analisa penulis juga menjadi pemicu dari konflik yang terjadi, namun tidak banyak terekspose secara eksplisit di media massa . Pertama adalah kekhawatiran PTN-PTN tersebut terhadap kemungkinan dianggapnya pelaksanaan SPMB ini sebagai tindakan korupsi secara berjama’ah oleh BPK. Hal ini terungkap dalam diskusi informal yang penulis dan beberapa teman dari Mahasiswa UI lakukan bersama Dirjen Dikti, Faslih Djalal, di Jakarta pada tanggal 20 Mei yang lalu. Kedua, adanya anggapan dari panitia lokal terhadap ketidaktransparanan pengelolaan keuangan oleh panitia pusat. Hal ini juga pernah sempat mencuat di beberapa media massa yang mengangkat isu ini sebelum akhirnya masalah PNBP dan non PNBP dijadikan fokus utama pemicu konflik tersebut.

Permasalahan perbedaan pandangan terkait PNBP/non PNBP, kekhawatiran terhadap BPK, hingga ketidaktransparanan Pengelolaan keuangan oleh panitia pusat adalah permasalahan yang hanya berlaku pada tataran elit (dalam hal ini Paguyuban Rektor Se-Indonesia dan Panitia Penyelenggara SPMB. Dan jika kita perhatikan semuanya it’s all about the money, hanya permasalahan keuangan. Rasanya kurang bijak kalau alasan-alasan tersebut dijadikan alasan bubarnya SPMB yang telah establish selama 7 tahun. Bukannya berarti SPMB itu “suci” sehingga tidak mungkin berganti/bubar. Tetapi permasalahannya yang terjadi adalah keputusan yang diambil saat itu tampak tergesa-gesa dan reaktif, dan tidak mempertimbangkan efek psikologis yang akan berkembang di masyarakat nantinya.

SNMPTN, UMB, dan Aksesibilitasnya

Pertemuan Paguyuban Rektor di Bali yang difasilitasi oleh Dikti sesungguhnya hanya menunjukkan betapa masing-masing pihak tidak mampu memanage egonya masing-masing dan mengedepankan solusi dengan ‘kepala dingin’, sehingga membutuhkan pihak ketiga (dalam hal ini Dikti) sebagai penengah. Hal tersebut juga sebenarnya menunjukkan betapa tidak percaya dirinya para PTN tersebut dengan status Otonomi kampus, khususnya para PTBHMN. Seharusnya para Rektor PTN/PTBHMN dan Panitia Penyelenggara SPMB tersebut bisa duduk bareng tanpa kehadiran pemerintah sebagai penengah di dalamnya. Jika mental PTN/PTBHMN masih terus seperti itu bagaimana mungkin mereka siap menyambut status BHP yang saat ini masih sedang dibahas di DPR.

Buktinya adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tidak bisa memuaskan semua pihak. UI dan 4 PTN lainnya (UIN, UNJ, USU, dan UNHAS) adalah pihak yang tidak puas dengan keputusan itu, dan menyelenggarakan Ujian Masuk Bersama (UMB) sebagai bentuk ketidak puasan tersebut.. Alasannya UI ingin menjaga kualitas Mahasiswa yang masuk. Rektor UI, Gumilar Rusliwa Somantri, dalam sebuah kesempatan di acara ‘NgoBar (Ngobrol Bareng)’ Mahasiswa UI dan Rektorat (di mana penulis juga menjadi salah satu narasumbernya) mengungkapkan bahwa UMB nantinya akan dijalankan dengan sistem SPMB yang lama, sehingga akan lebih siap dalam menyelenggarakan ujian.

Lahirnya UMB, sebagaimana bisa dibayangkan sebelumnya, telah menimbulkan reaksi keras dari Mahasiswa-mahasiswa UI. Mereka menuntut UMB dan SNMPTN disatukan kembali menjadi SPMB. Pasalnya para mahasiswa mempermasalahkan aksesibilatas yang sangat rendah bagi calon mahasiswa yang berasal dari daerah dan pelosok-pelosok pedalaman. Banyak calon-calon mahaiswa yang berkualitas secara intelektual namun terbatas secara finansial dan geografis untuk menjangkau tempat ujian. Alih-alih berkuliah di UI dengan biaya yang disesuaikan dengan kemampuan mereka, untuk mengikuti ujian saja mereka telah dipupus harapannya dengan akses yang sulit.

Jaminan Perlakuan yang sama terhadap jalur UMB dengan jalur regular lainnya (SNMPTN dan PPKB) dalam hal biaya kuliah dan sistem pendidikan tidaklah cukup memuaskan bagi Mahasiswa-mahasiswa UI yang menolak UMB dan SNMPTN tersebut. Aksesibilatas yang seluas-luasnya (minimal seluas jangkauan SPMB) dan Informasi yang valid dan massif menjadi harga mati bagi para mahasiswa tersebut.

Hilangkan Ego, Dahulukan kepentingan Masyarakat.

Nampaknya memang hampir menjadi budaya di negeri ini menjadikan masyarakat sebagai korban atas pertikaian dikalangan elit. Para Rektor PTN/PTBHMN yang bisa jadi merupakan representatif wajah pendidikan tinggi negeri ini seharusnya menjadi contoh yang baik dengan menghindarkan hal tersebut dan mendahulukan kepentingan masyarakat. Sektor pendidikan seharusnya menghindarkan diri dari ego-ego pribadi yang tidak memperdulikan kepentingan masyarakat luas, khususnya para anak didik.

Untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada sangat dibutuhkan jiwa besar pada setiap pihak terkait untuk meredam egonya masing-masing, duduk bersama kembali mencari dan lebih mengedepankan solusi yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Jika permasalahan utmanya adalah PNBP/non PNBP maka dibutuhkan satu hal lagi. Yaitu keberanian untuk menuntut pemerintah mengubah/mencabut SK Menkeu no.115 th.2001 tersebut dan memasukkan sektor pendidikan sebagai non PNBP.

Jika melihat mekanisme PNBP yang berbelit-belit birokrasinya sebenarnya agak merugikan memasukkan Pendidikan kedalam PNBP. Selain birokrasi yang berbelit-belit, PNBP yang mengharuskan adanya mekanisme tender juga berpotensi terjadinya korupsi, serta keprofesionalitasan Panita Penyelenggara yang diperytanyakan karena memungkinkan berganti system dan kepanitiaan tiap tahunnya.

Saya percaya elit-elit pendidikan di Negeri ini masih memiliki jiwa besar dan keberanian untuk lebih mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan dan egonya masing-masing. Serta mampu menjadi contoh bagi elit-elit negeri ini di sektor lainnya. Semoga.

Rabu, 27 Agustus 2008

ORDE BARU ALA REKTORAT UI

Banyak mahasiwa baru yang terlunta-lunta karena tidak segera bisa menempati asrama. Terutama mereka yang berasal dari luar Jawa – Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan lain-lain –. Apalagi, mereka yang tidak memiliki sanak saudara, atau bahkan senior waktu SMA yang kuliah di UI.

Jika sebelum-sebelumnya, setelah mahasiswa baru mendaftar ulang, mereka langsung bisa mendapat jatah kamar di asrama. Namun, kali ini berbeda sama sekali. Semua kebijakan dan penjatahan siapa yang berhak tinggal di asrama diserahkan ke mahalum tiap-tiap fakultas. Sehingga, tentu saja, keputusan mereka mendapat hak atau tidak itu, baru keluar bersamaan dengan selesainya proses penilaian berkas-berkas pengajuan keringanan biaya kuliah. Yang itu sendiri, baru selesai sekitar satu minggu dari waktu pendaftaran ulang. Ini menyisakan pertanyaan, di mana mereka (yang di sebut di awal tulisan ini) akan tinggal?

Sejenak mungkin kita bisa menerima alasan rektor(at) mengalihkan wewenang penentuan siapa-siapa saja yang berhak tinggal di asrama dari otorita asrama ke mahalum fakultas. Katanya, dari proses seleksi berkas pengajuan keringanan biaya kuliah, bisa diketahui secara pasti siapa yang paling berhak tinggal di asrama. Intinya, tujuan diadakannya sentralisasi ini, agar seleksi calon penghuni asrama bisa tepat guna. Katanya pula, disinyalir, selama ini, banyak penghuni asrama berasal dari Jabodetabek atau mahasiswa dari keluarga mampu. Sehingga, hal ini dinilai tidak tepat guna dan perlu dibenahi dengan pengalihan wewenang.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah efek kebijakan yang akan dilakukan ini sebanding dengan terlunta-luntanya mahasiswa baru yang tidak punya siapa-siapa di sini? Jawabannya tidak! Bayangkan, mereka yang tidak mampu harus menunggu selama lebih kurang satu minggu untuk mendapat keputusan bisa tinggal di asrama atau tidak. Padahal, seperti kita tahu, tidak ada kos-kosan atau kontrakan yang mau menyewakannya hanya dalam seminggu. Artinya, selama itu pula, harus di mana mereka tinggal? Belum lagi, ternyata terbukti sampai hari ini, tetap saja pengalihan wewenang ini tidak menghasilkan keputusan yang benar-benar tepat. Misalnya, ada mahasiswa baru yang dari sisi apapun dia berhak tinggal di asrama, tetapi dari pihak mahalum fakultas tidak dapat hak itu. Terbukti pengalihan wewenang ini tidak menyelesaikan masalah.

Padahal, jika berbicara masalah tepat guna atau tidak, sebenarnya di asrama akan terjadi proses seleksi alam dengan sendirinya. Artinya, jika mereka yang memaksa tinggal di sana adalah anak dari keluarga mampu, seiring berjalannya waktu, mereka tidak akan kerasan juga, dan akhirnya memilih keluar dan tinggal di tempat yang lebih cocok sesuai dengan kebiasaan di rumahnya. Jadi, tidak perlu dengan mengadakan sentralisasi kewenangan seperti itu. Toh, efeknya jauh lebih menyulitkan, tidak hanya bagi mahasiswa baru, tetapi juga untuk keluarga atau tamu yang akan menyewa kamar di asrama. Dan, toh, selama ini juga tidak ada masalah dengan koordinasi yang dilakukan oleh otorita asrama sendiri dalam hal penentuan dan pembagian calon penghuni kamar asrama. Kesulitan saat ini bermula karena semua bentuk perizinan dan persetujuan dilakukan di rektorat oleh direktur fasilitas umum.

Kita melihat adanya gejala sentralisasi di UI. Kasus asrama hanya satu contoh kasus, selebihnya masih banyak lagi. Apakah ini mengindikasikan UI tengah menerapkan metode Orde Baru di kampus ini? Mari kita awasi bersama-sama.